Baca juga: KBRI Pretoria Pimpinan Alumnus UGM Bantu Pulangkan WNI Terdampar di Afrika Selatan
Sebab, lanjutnya, kedua golongan tersebut memang tidak punya kemampuan.
Menurut Nasyith, Zakat untuk mengangkat ekonomi tepat buat orang, misalnya memiliki pengetahuan dan badan sehat. Namun, katanya, tidak punya akses.
Dia pun percaya, konsep ini tentu akan bagus andai negara juga turut berperan.
Lebih lanjut, Nasyith juga menawarkan konsep manajemen bisnis untuk membuat sedekah, dalam hal ini wakaf, agar bisa produktif.
Pria kelahiran 10 April 1964 ini menyebut, dulu wakaf hanya sebatas aset tak bergerak seperti makam atau masjid.
Baca juga: Sejarawan UGM Ungkap Kapan Istilah Pageblug Muncul di Tanah Jawa
Namun, bagi Nasyith, wakaf sekarang harus bisa menciptakan imbas ganda.
Yakni untuk ibadah dan juga untuk sosial kepada masyarakat. Rumah sakit berbasis wakaf adalah contoh yang menurutnya bisa diwujudkan.
Dengan rumah sakit berbasis wakaf, kelompok fakir dan duafa dapat ditolong. Sementara, profit tetap dapat mengalir.
“Agar pengelolaan bisa berkelanjutan, harus ada perencanaan. Hal itu supaya impact bisa maksimal,” kata Nasyith.
“Ini manajemen bisnis biasa, tetapi ada ruh sosial impact yang disuntikkan,” pungkasnya. (Ts/-Th)
Baca juga: Berbukalah dengan yang Manis, tapi…
