Masyarakat Perlu Berhati-hati Mengonsumsi Suplemen

367

Baca juga: Dosen Farmasi UGM Berikan Tips Memilih Obat Herbal untuk Covid-19

Murti menjelaskan, suplemen dapat berupa herba atau bahan alami non tumbuhan. Pada umumnya dikemas dalam bentuk tablet, kapsul, pil, atau cairan.

Saat ini, cukup banyak suplemen yang beredar di pasaran, seperti suplemen vitamin, A, B, C, D3, K, tembaga, magnesium, dan lain-lain.

Ada juga suplemen non vitamin, contohnya, minyak ikan, probiotik, dan sebagainya.

Dosen yang menyelesaikan studi S3-nya di Universiti Sains Malaysia, itu meluruskan bahwa, suplemen bukan pengganti makanan.

“Kita tetap harus mengonsumsi makanan sehat yang dibutuhkan sehari-hari.”

“Suplemen tidak berfungsi sebagai obat, yang mendiagnosa, mengatasi, mencegah, atau menyembuhkan penyakit,” tandasnya.

Pasalnya, beberapa suplemen memiliki efek biologik, yang dapat membahayakan tubuh jika tidak dikonsumsi dengan cara yang tepat.

Ada hal yang perlu diperhatikan ketika memilih suplemen dan vitamin, yang paling utama adalah memastikan adanya urgensi dari kebutuhan kita akan vitamin dan suplemen tersebut.

Baca juga: Alumnus UGM Sebut Respon Sosial Masyarakat Turut Menentukan Keberhasilan Samarinda Hadapi Pandemi

Hindari mengonsumsi suplemen untuk tujuan pengobatan tertentu. Sebaiknya, masyarakat mengkonsultasikan hal ini dulu kepada dokter atau apoteker.

Sebab, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda akan suplemen. Bila memang dibutuhkan, periksa lagi bahan kandungan, jumlah bahan kandungan, dan bahan tambahan lainnya pada kemasan.

Lalu yang tak kalah penting adalah memastikan suplemen tersebut sudah terdaftar di BPOM.

Demi memastikan bahan yang digunakan sudah memenuhi standard dan tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan.

Vitamin menurut beberapa penelitian, juga belum tentu manjur menyembuhkan penyakit tertentu seperti anggapan orang selama ini.

Misalnya, vitamin C sebelumnya dipercaya dapat meningkatkan sistem imun dan sintesis kolagen.

Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa, vitamin C tidak memberi manfaat siginifikan untuk mencegah kanker atau menurunkan flu.

“Suplemen dan vitamin seharusnya dikonsumsi saat membutuhkan saja, khususnya saat tubuh memang kekurangan nutrisi. Konsumsi yang berlebihan dan tidak tepat dapat membahayakan tubuh,” ungkapnya.

“Dibandingkan mengonsumsi suplemen dari toko obat, makan-makanan bergizi dan rajin olahraga lebih disarankan untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: KBRI Pretoria Pimpinan Alumnus UGM Bantu Pulangkan WNI Terdampar di Afrika Selatan