Sosok yang Gigih dan Tak Pernah Mengeluh Itu Telah Tiada

5978

Baca juga: KAGAMA Care Sikapi Isu Ketahanan Pangan Masa Pandemi dengan Program Urban Farming

Satu yang almarhum minta, saat akhir hayatnya almarhum tidak ingin diberikan penyakit yang menyusahkan orang lain dan khusnul khotimah.

“Bismillah, semoga Allah mendengar doa beliau,” ungkap Nurul.

Dalam kehidupan sehari-hari, es jeruk merupakan minuman favoritnya.

Nurul menuturkan, Dulbahri senantiasa memesan es jeruk, entah pada saat siang maupun tengah malam. Tak mau diganti dengan menu minuman lainnya.

Di samping itu, menurut Aris dan Nurul, di luar kesibukannya di bidang akademik, Dulbahri rajin berolahraga, terutama jalan kaki dan bulutangkis.

Nurul mengungkapkan, Fakultas Geografi UGM mempunyai klub badminton.

Dulbahri disebutnya sebagai tamu kehormatan, karena menjadi seseorang yang paling senior untuk urusan badminton tersebut.

Baca juga: Dilantik sebagai Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI, Wikan Sakarinto Ingin ‘Nikahkan’ Pendidikan Vokasi dan Dunia Industri

“Beliau hampir tidak pernah absen karena beliau memang sangat bahagia kalau bisa hadir badminton,” ujar pria yang menyelesaikan pendidikan S3-nya di Institute Pertanian Bogor (IPB) ini.

Main badminton hingga 2 set, sudah sering dilakukan Dulbahri. Para juniornya sampai geleng-geleng kepala.

Nurul bercerita, Dulbahri sangat mahir mengendalikan irama permainan, tidak emosi, tenang, dan itu tercermin dalam sikap, serta pedoman hidupnya sehari-hari.

“Sebagai dosen saya boleh dipensiun, tetapi sebagai anggota badminton jangan dipensiun untuk datang main badminton.”

“Karena saya bisa stres jika gak boleh main badminton,” ungkap Nurul menirukan seloroh almarhum yang pernah disampaikan kepada dirinya.

Untuk itu, tidak heran kondisi kesehatan Dulbahri selalu prima dan bagus sampai menjelang wafat.

Baca juga: UGM Sumbang 2 Putra Terbaiknya di Pimpinan Tinggi Madya Kemendikbud RI