Dana Rp60 Miliar Dikucurkan untuk Penyelesaian Pembangunan RS Akademi UGM

489
Lingkup pekerjaan di RS Akademi UGM meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal elektrikal dan plumbing yang dilakukan pada dua gedung setinggi lima lantai yakni Gedung Yudhistira dan Gedung Arjuna. Foto: Kementerian PUPR
Lingkup pekerjaan di RS Akademi UGM meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal elektrikal dan plumbing yang dilakukan pada dua gedung setinggi lima lantai yakni Gedung Yudhistira dan Gedung Arjuna. Foto: Kementerian PUPR

KAGAMA.CO, JAKARTA – Penyelesaian Rumah Sakit Akademi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta merupakan bagian dari refocusing kegiatan Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp1,829 triliun untuk mendukung percepatan penanganan coronavirus disease 2019 atau Covid-19.

Biaya penyelesaian Rumah Sakit Akademi UGM sebagai RS Rujukan Penanganan Covid-19 diperkiraan sebesar Rp60 miliar.

RS rujukan tersebut akan memiliki kapasitas 107 tempat tidur dengan rincian 80 tempat tidur rawat inap, dua tempat tidur ruang tindakan, dan 25 tempat tidur ruang isolasi.

Hal tersebut disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (7/5/2020).

RS Akademi Universitas Gajah Mada (UGM) akan digunakan sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Yogyakarta.

Baca juga: Menhub Budi Karya Teteskan Air Mata karena Doa dari Tiga Teman Sejati Bantu Dirinya Sembuh

Saat ini secara keseluruhan progres pembangunan telah mencapai 45,11 persen.

“Target selesai adalah pada minggu ke-4 Mei 2020 dan RS tersebut terdiri dari dua gedung masing-masing terdiri dari lima lantai dengan luas seluruhnya sekitar 8.600 m2,” kata Menteri Basuki.

Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal elektrikal dan plumbing yang dilakukan pada dua gedung setinggi lima lantai yakni Gedung Yudhistira dan Gedung Arjuna.

Gedung Yudhistira dengan luas 4.177 m2 memiliki kapasitas 38 tempat tidur serta Gedung Arjuna dengan luas 4.505 m2 memiliki kapasitas 69 tempat tidur.

Lantai satu Gedung Yudhistira diperuntukkan sebagai fasilitas gudang logistik, lantai dua sebagai poliklinik Covid-29, lantai tiga hingga lima merupakan ruang perawatan pasien dalam pengawasan (PDP).

Sementera pada Gedung Arjuna lantai satu saat ini sudah dimanfaatkan oleh RSA UGM (tidak ditangani), lantai dua sebagai ruang ganti medis, lantai tiga sebagai ruang istirahat tenaga kesehatan, lantai empat ruang perawatan PDP, dan lantai lima sebagai ruang isolasi kritis dengan penghawaan negative pressure.

Selain itu, sebagai upaya mendukung penanganan Covid-19 di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang merupakan salah satu kota atau kabupaten di Jawa Timur dengan angka penularan Covid-19 tertinggi, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melengkapi fasilitas ruang observasi dan isolasi pada Rumah Sakit Covid-19 di Kabupaten Lamongan.

Penambahan fasilitas ruang observasi dan isolasi rumah sakit ini berdasarkan permintaan Bupati Lamongan yang disetujui oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Saat ini Kabupaten Lamongan belum memiliki rumah sakit standar untuk penanganan Covid-19.

Para pasien positif ditangani di rumah sakit yang telah ditunjuk yakni Rumah Sakit Dr. Soegiri Lamongan dan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan serta beberapa fasilitas yang dialihfungsikan untuk menangani Covid-19 yaitu Puskesmas Karangkembang, Puskesmas Deket dan Rusunawa.

Lahan untuk pembangunan Rumah Sakit Covid-19 disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan seluas 6.070 m2 yang berlokasi di Jalan Kusuma Bangsa, Beringin, Tumenggungan, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Lokasi ini berjarak 132 meter dari Rumah Sakit Dr. Soegiri Lamongan.

Konstruksi dimulai pada 1 Mei 2020 dan ditargetkan selesai pada awal Juni 2020 dan saat ini progres pembangunan mencapai 7,7 persen.

Rumah sakit ini memiliki daya tampung untuk 82 pasien dengan ruang perawatan yang terpisah bagi setiap pasien yakni 75 tempat tidur observasi dan 7 tempat tidur isolasi.

Pembangunan direncanakan dibuat per blok, yaitu bangunan screening yang terdiri dari laboratorium, X-Ray, ruang petugas, administrasi dan farmasi. Bangunan Karantina 1 yang terdiri dari 25 tempat tidur observasi, ruang tindakan, ruang dokter, dan mobile X-Ray.

Bangunan Karantina 2 terdiri dari 50 tempat tidur observasi, ruang tindakan dan ruang dokter. Bangunan Isolasi terdiri dari tujuh tempat tidur, ruang dokter dan perawat.

Bangunan satelit terdiri dari ruang sterilisasi, gizi, laundry, alat medis kotor dan farmasi.

Dibangun juga powerhouse, ruang pompa dan ground water tank, ruang jenazah, tempat sampah, penataan landscape, parkir umum dan dokter serta pagar keliling.

Baca juga: Kementerian PUPR Kembangkan Kereta MCK untuk Tingkatkan Budaya Hidup Bersih Masyarakat

Pembangunan gedung rumah sakit bersifat permanen sehingga setelah Pandemi COVID-19 reda, keberadaan rumah sakit ini dapat dimanfaatkan untuk rumah sakit infeksi dan yang lain.

Jenis rumah sakit yang akan dibangun adalah Rumah Sakit Tipe C dengan ketentuan standar mengacu pada peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Penyelesaian RS Akademi UGM dan penambahan fasilitas di RS Covid-19 Lamongan dilaksanakan sesuai Protokol Kesehatan Covid-19, antara lain dengan menjaga jarak fisik, menggunakan masker dan menghindari kerumunan. (Josep)