Mewujudkan Cita-cita Ki Hajar Dewantara Lewat Momentum Merdeka Belajar dan School From Home

1238

Baca juga: Kolam Lele ala Ketua RT KAGAMA Balikpapan Jadi Solusi Ketahanan Pangan Masa Pandemi

“Jadi tidak ada lagi yang namanya ujian atau kompetisi. Karena setiap siswa memiliki bakatnya masing-masing,” tuturnya.

Bersamaan dengan dibangunnaya orientasi pendidikan karakter, sekolah perlu menyadarkan siswa bahwa nilai bukan satu-satunya indikator kesuksesan belajar.

Ada fase hidup lain yang harus dilalui siswa, tanpa nilai. Misalnya di dunia kerja, dibutuhkan pekerja yang bisa berkomunikasi, berkomitmen, memimpin, dan menganalisis dengan baik.

Untuk itu, pendidikan sudah selayaknya tidak berorientasi nilai, tetapi pendidikan karakter, salah satunya problem solving.

Pendidikan berorientasi pembangunan karakter, kata Agus, sampai saat ini belum sepenuhnya terwujud karena, berbagai elemen masih mementingkan ego sektoral.

“Pada intinya pendidikan yang menyenangkan bisa diwujudkan dengan adanya kolaborasi dari berbagai pihak agar terpadu,” tuturnya.

“Kedisiplinan dan kemandirian belajar adalah kunci sekaligus tujuan besar yang harus dicapai, demi menciptakan pendidikan yang memanusiakan manusia,” pungkas Agus. (Kn/-Th)

Baca juga: Obat Herbal Indonesia Sepadan dengan Obat Luar Negeri untuk Tangani Covid-19
Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Keluarga Besar Taman Siswa (PP PKBTS), Prof.Agus Cahyono Dwi Koranto mengatakan, kedisiplinan dan kemandirian belajar adalah kunci sekaligus tujuan besar yang harus dicapai, demi menciptakan pendidikan yang memanusiakan manusia. Foto: Ist