RS Akademik UGM Luncurkan Bilik Sampling untuk Tes Diagnosis Covid-19

565

Baca juga: RSGM UGM Prof. Soedomo Berikan Konsultasi Daring Gratis Selama Pandemi Covid-19

Arief juga yakin, GAMA Swab Sampling Chamber dapat menjadi solusi atas kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD).

Dalam pengujian normal, tenaga medis pengambil sampel virus mesti dilindungi dengan APD level tiga secara lengkap.

Pasalnya, virus corona, yang menular melalui droplet, dapat dengan mudah menyebar.

Dengan bilik sampling rancangan tim UGM, penggunaan APD bisa dihemat.

“Karena itu, kami berterima kasih kepada FMIPA, Sekolah Vokasi dan FK-KMK  UGM yang telah bekerja sama mengembangkan alat yang inovatif ini,” ucap Arief.

“Yang memberikan kenyamanan dan keamanan tanpa mengurangi keselamatan baik petugas dan pasien yang diswab.”

“Ini merupakan sumbangan UGM dalam upaya penanggulangan Covid-19,” terang pria yang dilantik sebagai Dirut RSA UGM pada 2018 ini.

Baca juga: Pakar UGM Usulkan 5 Langkah Strategis untuk Selamatkan Pertanian di Masa Krisis Covid-19

Ketua Tim Peneliti Ketua Tim Peneliti GAMA Swab Sampling Chamber, Dr. R. Sumiharto, S.Si, M.Kom., mengaku biaya produksi satu bilik swab mencapai Rp25 juta. Adapun waktu pengerjaannya 10 hari.

Namun, katanya, waktu pembuatan bisa dipersingkat jika bahan-bahan yang dibutuhkan mudah diperoleh.

Dosen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM ini menyatakan akan terus melakukan perbaikan bilik swab rancangan timnya.

Karena itu, dia berharap mendapatkan masukan dari para pemakainya nanti.

“Terima kasih kepada tim RSA diberikan kesempatan mengembangkan alat seperti ini,” ujar Sumiharto.

“Kami baru memproduksi dua, satu unit untuk RSA UGM dan satu lagi untuk RS Panembahan Senopati,” terang alumnus FISIKA UGM angkatan 1996 ini.

Anggota tim dokter RSA UGM, Dr. dr. Hera Nirwati, M.Kes, Sp.MK, menjelaskan, pengambilan sampel ideal dilakukan di ruangan bertekanan negatif.

Baca juga: Sosiolog UGM Sebut Masyarakat Mulai Punya Kesadaran Melawan Krisis di Masa Pandemi Covid-19