Menjaga Keharmonisan Keluarga di Tengah Pandemi Covid-19

2653

Baca juga: Alumnus MEP UGM Angkatan 45 Wafat, Manokwari Kehilangan Bupati yang Cinta Toleransi



“Optimis dan percaya satu sama lain di dalam keluarga itu perlu. Dengan modal ini kita bisa terbiasa saling terbuka dan berbagi,” jelasnya.

Dalam kondisi tertentu, menjaga keharmonisan keluarga, terutama Ayah dan Ibu bukan sesuatu yang mudah dilakukan.

Orang tua merupakan garda terdepan pertahanan keluarga. Banyak hal yang dihadapi mereka akibat pandemi ini, sehingga mereka rawan berkonflik.

Anak atau anggota keluarga yang lain tentu memiliki keresahan terhadap kondisi tersebut.

“Kadang orang terdekat sudah berusaha memberi masukan tetapi tidak membuahkan hasil,” terangnya.

Baca juga: Maestro Musik Indonesia Erros Djarot Gandeng KAGAMA Care Lawan Corona

Sementara itu, Psikolog UGM, Dr. Sumaryono, M.Si, menjelaskan bahwa sebagai anak, disarankan agar meminta bantuan anggota keluarga lain yang bisa memberikan pengaruh kepada orang tua.

Beri pengertian bahwa semua kesulitan yang dihadapi datang tiba-tiba, bukan menjadi sesuatu yang dikehendaki.

Dalam situasi yang berbeda, terutama keluarga tidak harmonis (broken home), pandemi Covid-19 bahkan menjadi beban tersendiri.

“Rumah bagi mereka bukan menjadi tempat yang nyaman untuk kembali. Namun kali ini mereka dipaksa untuk kembali ke rumah,” ungkapnya.

Ani menambahkan, setiap anggota keluarga hendaknya mengambil sisi positif dan berusaha untuk memiliki harapan.

Baca juga: Budayawan Medis UGM Yakin Indonesia Punya Peluang Bikin Vaksin Covid-19