Sosiolog UGM Sebut Covid-19 sebagai Penanda Kebangkitan Solidaritas Sosial

655
Solidaritas Sosial di Tengah Covid-19 menjadi tema dalam seri keempat Serial Diskusi FISIPOL UGM. Foto: Tsalis
Solidaritas Sosial di Tengah Covid-19 menjadi tema dalam seri keempat Serial Diskusi FISIPOL UGM. Foto: Tsalis

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Seri keempat Serial Diskusi FISIPOL UGM, Senin (13/4/2020) lalu, menghadirkan dua narasumber.

Dua narasumber tersebut merupakan Dosen Sosiologi UGM, Dr. Arie Sujito dan Ms. Fina Itriyati.

Tema yang mereka bawakan dalam kesempatan kali ini adalah Bangkitnya Solidaritas Sosial di Tengah Krisis Covid-19.

Fina memperoleh kesempatan pertama untuk memberikan penjelasan.

Dosen Departemen Sosiologi UGM ini mengatakan, wabah Covid-19 menimbulkan berbagai dampak.

Hal itu tidak jarang menciptakan perubahan-perubahan secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan manusia.

Kata dia, perubahan yang muncul ada yang negatif, ada pula yang positif.

Baca juga: Suka Duka Mahasiswa Farmasi UGM yang Kuliah dan Bimbingan Skripsi secara Daring

Sisi negatif yang paling dirasakan dari wabah ini tentu saja kerugian di sektor ekonomi dan sosial.

Kendati demikian, Fina memandang ada sisi positif dengan kemunculan kekuatan masyarakat yang membentuk suatu gerakan sosial.

Atas nama solidaritas, kata Fina, mereka bahu membahu menangani macam-macam persoalan akibat pandemik Covid-19.

Dari kaca mata Fina, solidaritas sosial diinisiasi oleh beragam kalangan baik secara individu atau pun kelompok.

Fenomena ini dinilai Fina sebagai wujud adanya nilai interdependensi (kesalingbergantungan).

Perempuan yang mengajar di Sosiologi UGM sejak 2008 ini juga melihat bahwa fenomena ini memiliki ciri kebaikan budi.

Hal itu seperti mutual help, kesalehan sosial, dan altruisme (mengutamakan kepentingan pribadi).

Baca juga: Alasan Covid-19 Bisa Jadi yang Paling Istimewa ketimbang Wabah Virus Corona Lainnya