Masker Kain Jadi Pilihan Terakhir, Begini Cara Penggunaannya

476
Masker kain bisa menjadi pilihan terakhir jika ketersediaan masker bedah sangat sulit didapatkan. Foto: id.theasianparent
Masker kain bisa menjadi pilihan terakhir jika ketersediaan masker bedah sangat sulit didapatkan. Foto: id.theasianparent

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Penggunaan masker kain dianggap kurang efektif dalam mencegah penularan Covid-19.

Meskipun kini menjadi pilihan masyarakat untuk melindungi diri menyusul kelangkaan masker bedah, masker kain hanya menjadi alternatif terakhir.

Demikian disampaikan dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Dr. dr. Bambang Udji Djoko Rianto, Sp. THT (K)., M. Kes.

“Masker kain tidak dapat memproteksi masuknya partikel, Penetrasi masuk partikel kalau pakai masker kain ini 97 persen bisa tembus masker, perlindungannya hanya 3 persen saja,” ujar Bambang, melansir laman resmi UGM.

Ketua Departemen Ilmu Kesehatan THT ini berujar bahwa virus Corona dapat menular melalui droplet atau percikan air ludah, maupun airborne atau partikel kecil yang terbawa udara.

Baca juga: Penderita Hipertensi Tak Perlu Khawatir Konsumsi ACEI atau ARB Saat Pandemi Covid-19

Sebagai alat pelindung, masker kain dan masker bedah memiliki spesifikasi yang berbeda.

Masker bedah memiliki tiga lapisan, antara lain lapisan luar anti air yang melindungi droplet, lapisan tengah sebagai filter kuman, dan lapisan dalam yang dapat menyerap cairan yang keluar dari mulut pemakai.

Tingkat perlindungan masker bedah ini sekitar 56 persen bagi partikel droplet berukuran nanometer.

Sementara, masker kain tak memiliki perlindungan layaknya masker bedah.

“Ketiganya tidak didapat dari masker kain biasa dan ini bahaya, sebab begitu virus nempel bisa menembus di sela pori-pori kain,” ujar Bambang.

Baca juga: KBRI Praha Pimpinan Alumnus UGM Salurkan Logistik untuk WNI Terdampak Covid-19 di Ceko