Prof. Soekanto Reksohadiprojo dalam Memori: Tentang Kebijaksanaan, Kecerdasan dan Humanisme

1211

Baca juga: Dubes Djauhari Sebut Satu Kunci Tiongkok Turunkan Angka Pasien Covid-19

Kata Setiyono, Pak Wandi memberikan jawaban bahwa tanah bekas Teknik Arsitektur masih kosong.

Pak Kanto lantas memberi perintah untuk dibangun gedung baru MM UGM di sana.

Berawal dari itu, jadilah gedung Program MM UGM kampus Yogyakarta yang sekarang berdiri megah.

Peran Pak Kanto yang bijaksana terhadap pengembangan MM UGM ternyata tidak berhenti di situ.

“Setelah itu, Pak Bambang diajak oleh Pak Kanto untuk pergi ke Amerika. Pergi jalan-jalan? Tidak,” kata Setiyono.

“Sebagai direktur MM UGM, Pak Bambang diajak oleh Pak Kanto untuk meninjau Harvard Business School.”

“Tujuannya untuk dapat dijadikan referensi dalam pengembangan Program MM UGM.  Demikian Pak Bambang menuturkan,” terangnya.

Baca juga: Gunung Merapi dan Virus Corona, Tanda Kedatangan Sabdo Palon dan Naya Genggong?

Cerita dari Abdul Halim (Mas Halim): Kecerdasan

Setiyono mengatakan, Mas Halim pernah jadi tetangga Pak Kanto di Jalan Kaliurang KM. 14, Jogja.

Meskipun, hubungan pertetanggaan keduanya berlangsung sebentar.

Mas Halim merasakan perhatian yang diberikan oleh Pak Kanto kepadanya.

Bahkan, ketika Pak Kanto diamanahi menjadi kepala BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal).

“Pak Kanto, yang memiliki hubungan dengan jurusan Manajemen, sempat meminta kepada lembaga penelitian dibawah jurusan Manajemen,” tutur Setiyono.

“Yakni untuk melibatkannya ke dalam sebuah proyek yang kemudian menjadi proyek pertama beliau di FEB UGM.”

“Proyek yang diketuai sendiri oleh Pak Kanto itu merupakan hasil kerjasama dengan sebuah BUMN,” ucapnya.

Baca juga: Seminggu Galang Donasi, KAGAMA TP Raih Rp100 Juta untuk Bantu Mahasiswa Terdampak Covid-19