Kisah Ketua Srikandi Sungai Indonesia Semangat ‘Menjahit Bumi’ Berkat Nasihat Ayah

1157

Baca juga: Punya Jasa Cuci Sepatu Premium, dr. Tirta Alumnus Kedokteran UGM Ini Awalnya Jualan Gorengan

“Kalau kamu bekerja di perusahaan, kamu hanya akan memuaskan dirimu sendiri dengan uang yang kamu dapatkan.”

“Tapi kalau kamu jadi dosen, nggak hanya uang saja yang kamu dapatkan, bahkan kadang nggak ada artinya. Kepuasan untuk bisa mendidik orang itu tabungan bagi pahalamu nanti.”

Demikian, pesan sang Ayah kepada Rani. Ketika itu, Rani ingin mencari banyak pengalaman lebih di luar kampus.

Namun, mendapat arahan tersebut dia anggap sebagai poin doa restu orang tua bagi dirinya.

“Sekarang pun saya bisa mendapatkan lebih banyak dari sekadar materi. Misalnya, networking dan doa dari masyarakat,” jelas wanita kelahiran Yogyakarta, 17 September 1987 ini.

Baca juga: Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM Ungkap Peran Hutan dalam Melindungi Manusia dari Penyakit

Di luar kesibukan mengajar, Rani saat ini juga menahkodai SSI. Gerakan ini membawa visi mewujudkan sungai yang cantik, bersih, dan indah.

“Sampah itu bisa dicegah dan dikelola dari rumah tangga. Kemudian juga untuk ketahanan pangan, kita menanam empon-empon di pinggir sungai.”

“Sesekali saya melihat anak-anak kecil bermain di taman dekat sungai yang kami percantik itu. Mereka berlarian ke sana ke mari sambil disuapi makan oleh ibunya,” terang Rani.

Sungai sudah selayaknya tidak lagi menjadi tempat pembuangan sampah. Keberadaan sungai yang cantik, bersih, dan indah itu juga bisa mewujudkan keluarga yang bahagia. (Kn/-Th)

Baca juga: Cara Memberi Pemahaman tentang Pandemi Covid-19 kepada Anak