Bangun Sejumlah Jembatan Gantung di Temanggung Demi Tingkatkan Konektivitas Antardesa

379
Jembatan gantung merupakan salah satu wujud kebijakan Presiden Joko Widodo untuk membangun infrastruktur daerah perdesaan terutama yang sulit dijangkau sehingga lebih terbuka. Foto: Kementerian PUPR
Jembatan gantung merupakan salah satu wujud kebijakan Presiden Joko Widodo untuk membangun infrastruktur daerah perdesaan terutama yang sulit dijangkau sehingga lebih terbuka. Foto: Kementerian PUPR

KAGAMA.CO, TEMANGGUNG – Di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur skala masif seperti jalan tol dan bendungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga terus membangun infrastruktur kerakyatan, salah satunya jembatan gantung.

Selain menjadi akses penghubung antar desa, jembatan gantung juga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal antara lain sebagai objek wisata.

“Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antarwarga,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.

Di tahun 2019, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga telah membangun 166 unit jembatan gantung di seluruh wilayah Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah Jembatan Pacitran di Desa Baledu, Kecamatan Kandangan dan Jembatan Kalipupu di Desa Muncar, Kecamatan Gemawang.

Keduanya terletak di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah.

Jembatan Pacitran menghubungkan antara Dusun Kahuripan, Desa Kedu, Kecamatan Kedu dengan Dusun Pacitran, Desa Baledu, Kecamatan Kandangan.

Baca juga: Kunjungan Raja-Ratu Belanda ke UGM, Kawinkan Anggrek Hingga Peluncuran Hibah Penelitian

Jembatan sepanjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter ini dikerjakan oleh kerja sama operasional (KSO) PT Unggul Perdana Mulya dan PT Aditya AP dengan nilai kontrak Rp3,4 miliar.

Sementara Jembatan Kalipupu menghubungkan antara Dusun Tlogowungu di Desa Munca dengan wilayah perbatasan Kabupaten Kendal.

Jembatan sepanjang 84 meter dengan lebar 1,8 meter ini dikerjakan oleh KSO PT Unggul Perdana Mulya dan PT Aditya AP dengan nilai kontrak Rp1,1 miliar.

Pembangunan jembatan ini dimulai pada akhir Agustus 2019 dan selesai di awal Februari 2020.

Kedua jembatan ini telah diresmikan oleh Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian di Temanggung, Jumat (13/3/2020).

“Diharapkan kehadiran dua jembatan ini dapat membantu perjalanan dari satu desa ke desa lainnya, dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Temanggung, sehingga tidak ada lagi anak sekolah, petani, dan masyarakat sekitar yang menyeberangi dengan menyusuri sungai.”

“Kami juga berharap jembatan gantung ini dijaga dan dipelihara sebaik-baiknya,” ucap Hedy dalam keterangan persnya.

Pada 2020, Kementerian PUPR akan terus melanjutkan pembangunan jembatan gantung guna meningkatkan konektivitas antardesa.

Direncanakan Kementerian PUPR akan membangun 300 unit jembatan gantung.

Baca juga: Supiandi, Awardee LPDP yang Mengabdi untuk Negeri Lewat KAFEGAMA NTB

Jembatan gantung merupakan salah satu wujud kebijakan Presiden Joko Widodo untuk membangun infrastruktur daerah perdesaan terutama yang sulit dijangkau sehingga lebih terbuka.

“Kehadiran jembatan gantung sangat dibutuhkan masyarakat karena kondisi geografi wilayah Indonesia yang memiliki banyak gunung, lembah dan sungai.”

“Secara fisik, kondisi ini kerap menjadi pemisah antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan berbagai fasilitas pelayanan publik seperti sekolah, pasar, dan kantor pemerintahan,” pungkas Hedy. (Josep)