Pakar UGM: Epidemi Kepanikan di Media Sosial Lebih Cepat Menyebar Daripada Epidemi Penyakit

1615
Dewasa ini, epidemi kepanikan di media sosial lebih cepat menyebar daripada epidemi penyakit. Foto: Tempo
Dewasa ini, epidemi kepanikan di media sosial lebih cepat menyebar daripada epidemi penyakit. Foto: Tempo

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Untuk mempertahankan diri dari ancaman penyakit menular, negara harus memiliki kemampuan baik dalam mencegah dan mengendalikan penyakit.

Memperkuat sistem kesehatan nasional perlu terus diperkuat, agar bisa menghadapi ancaman-ancaman baru yang mungkin belum pernah dihadapi sebelumnya.

Hal ini dibahas lebih jauh dalam Outbreak Talkshow Series, pada Jumat (28/2/2020) di FK-KMK UGM.

Direktur Field Epidemiology Training Program (FETP) Indonesia, dr. I Nyoman Kandun, MPH memberikan perumpamaan.

Negara, kata Nyoman ibarat tentara, meskipun tidak pernah berperang, tetapi persenjataannya harus diperbarui terus dengan yang lebih baik.

Baca juga: Sinergi KAGAMA dan BI Majukan UMKM Lewat Strategi Smart Branding

“Kecepatan dan ketepatan menjadi krusial dalam upaya pengendalian penyakit, karena ketika sebuah penyakit sudah menyebar hal tersebut akan mendatangkan dampak yang besar dan mahal,” ucapnya.

Di samping melengkapi fasilitas kesehatan dengan teknologi baru, perlu juga dilakukan pemantauan serta evaluasi terhadap sistem yang sudah dibangun.

Sementara itu, Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D, mengatakan, salah satu tantangan dalam upaya pengendalian penyakit menular adalah peredaran informasi melalui media massa ataupun media sosial yang justru menimbulkan kepanikan di masyarakat.

“Dan pada akhirnya menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan institusi kesehatan,” ujar Riris.

Dia menjelaskan, dewasa ini epidemi kepanikan di media sosial lebih cepat menyebar daripada epidemi penyakit.

Baca juga: KAGAMA Dorong UMKM Perkuat Brand