Pakar Tata Ruang KAGAMA Paparkan Konsep Transportasi Masa Depan Kota Solo

1913

Baca juga: Baru Dibentuk, Pengda KAGAMA Sukoharjo Siapkan Program untuk Memajukan Daerah

“Hal itu juga mempermudah dalam jarak tempuh. Karena bisa dengan berjalan kaki, bersepeda, dan kendraan listrik,” ucap Kusumastuti.

“Ihwal ini sesuai dengan visi Kota Solo, Eco Cultural City, yakni kota dengan akar budaya kuat, memiliki kemandirian ekonomi, dan punya ruang publik berkualitas.”

“Serta lingkungan bersih dan infrastrukturnya memadai,” jelas wanita kelahiran Yogyakarta, 7 Desember 1956 ini.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Taufiq Muhammad, mengatakan hal yang senada dengan pernyataan Kusumastuti.

Taufiq bertutur, TOD alias pembangunan berorientasi transit adalah desain ruang kota yang bermaksud menyatukan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik.

Baca juga: Bupati Puncak Alumnus UGM Angkat Warisan Budaya Bernilai Miliaran Rupiah

Keempat hal itu dirancang mudah diakses dengan berjalan kaki atau bersepeda, serta dekat dengan layanan angkutan umum ke seluruh kota.

Ke depan, kata dia, rencana struktur ruang wilayah berorientasi pada sistem jaringan prasarana wilayah kota.

Untuk itu, pengembangan jaringan jalan arteri primer, sekunder, dan kolektor di Jalan Adisucipto dilakukan untuk mendukung jaringan transportasi darat.

Begitu pula dengan Lingkar Utara dan lintas angkutan barang. Kemudian prasarana lalu lintas dan angkutan umum.

Yaitu terminal penumpang di Tirtonadi, Kadipiro, Semanggi, dan Pajang. Termasuk juga terminal barang: Peti kemas Jebres, Pedaringan, dan Mojosongo.

Baca juga: Siaga Corona, Ganjar Pranowo Siapkan Jurus Lindungi Jawa Tengah