Guru Besar UGM Ungkapkan Konsep Jagad Biru Rahayu untuk Kelola Sampah

1377

Baca juga: Melestarikan Budaya ala KAGAMA Beksan Balikpapan, Anak-anak Diajak Menari

Jumlah tersebut setara dengan 1 miliar dollar Amerika Serikat per-tahun dan  setara dengan sepertiga jumlah pangan yang diproduksi dunia secara susah payah.

Padahal, FAO juga melaporkan saat ini setidaknya 870 juta orang atau sekitar 12 persen penduduk bumi mengalami kelaparan.

Petani  yang juga berperan sebagai produsen pangan juga tak pernah sejahtera.

Padahal, kata Agus, sampah organik punya peranan penting dalam siklus kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi.

Namun, sampah organik ini terbuang percuma, bahkan menjadi sumber tragedi kehidupan dan lingkungan.

“Masyarakat Kita masih sangat lemah dalam peraturan, budaya, kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah terpadu, sehingga telah menjadi tragedi nyata yang tak terbantahkan,” tulisnya.

Budaya buang sampah sembarangan menurut Agus juga menjadi tradisi umum, dilakukan dengan seenaknya dan tanpa merasa bersalah.

Baca juga: KAGAMA Bali Rencanakan Bangun Rumah Singgah

Jalanan dan sungai menurut masih menjadi tempat pembuangan sampah yang panjang dan praktis, karena beranggapan selanjutnya akan ada petugas yang menangani.

“Keadaan di Indonesia berbeda dengan Singapura, Amerika yang mampu menangani sampah, melalui peraturan, sistem terpadu, budaya, dan partisipasi aktif warganya,” tandasnya.

Agus kemudian menyarankan bahwa pengolahan sampah mandiri sejak dari sumbernya harus dikembangkan.

Penerapan konsep siklus terpadu dalam konsep jagad biru rahayu diharapkan mampu memberi peluang agar sampah dan barang terbengkelai dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, energi, dan pekerjaan.

Sampah mesti dikeloka secara terpadu dan berkelanjutan, menggunakan pola 9R demi mewujudkan 9W.

Baca juga: Alumnus Akuntansi UGM Emban Amanah Baru di Jajaran Direksi BNI

9R adalah reduce, reuse, recycle, refill, replace, repair, replant, rebuild.

Sementara 9W aalah wareg, waras, wasis, waskito, wismo, wusono, wibowo, waluyo, wicaksono yang dapat dilakukan meliputi siklus energi, bahan organik, karbon, air, nutrisi, produksi, tanaman, material, dan siklus uang.

Agus menekankan pentingnya peraturan UU dan pemberdayaan pengelolaan lingkungan terpadu yang memberi wawasan yang cerdas, luas, mendalam, dan futuristik.

Peraturan tersebut, kata Agus, didasarkan pada konsep terstruktur, konsisten, kompak, menyeluruh, harmonis, utuh, dengan nilai tambah ekonomi, lingkungan, sosial-budaya, dan kesehatan.

“Hal itu mampu menumbuhkan tanggung jawab dan kontribusi nyata masyarakat mandiri dalam mewujudkan Indonesia bersih sampah yang bermartabat dan berkelanjutan,” jelasnya. (Ez/-Th)

Baca juga: Ganjar Pranowo Sampaikan Duka Cita dan Siap Bantu Evakuasi Siswa SMPN 1 Turi, Sleman