Jadi Lulusan Terbaik Berkat Sering Ngobrol dengan Orang Jepang

2521

Baca juga: KAGAMA Peternakan Dilantik di Kandang Ayam, Berikut Susunan Pengurusnya

“Orang tua merasa ‘sayang’ kalau aku ambil Sastra Jepang, padahal di bidang IPA Saya mampu. Tapi balik lagi, ini masalah mau atau nggak, bukan bisa atau nggak-nya,” ujar Risma.

Beruntung Risma berhasil meyakinkan orang tuanya, dengan dua kali menjuarai pidato Bahasa Jepang itu, bisa berkunjung ke Jepang tanpa biaya, dan prestasinya yang bisa meraih IP 4.00 beberapa kali di semester awal.

Berbagai pencapaiannya ini juga membuat Risma didapuk sebagai Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) UGM pada 2018 lalu.

Sang ibu turut menjadi inspirasi bagi Risma selama ini.

Risma bercerita bahwa ibunya berjuang untuk menempuh pendidikan tinggi, serta kreatif dan inovatif dalam bekerja.

Baca juga: Cerita Ari Dwipayana Koordinatori Staf Khusus Milenial Sampai Siapkan Pidato Presiden

“Walaupun sempat tidak yakin dengan kemampuan Saya, tapi orang tua, terutama ibu tetap jadi inspirasi Saya,” jelasnya.

Selain fokus mengembangkan kemampuan akademik, peraih IPK 3,95 ini juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh UKM Tari Bali, Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD), serta Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Jepang (HIMAJE) UGM.

“Sempet juga beberapa kali mengajar les privat orang yang ingin belajar bahasa Jepang. Sekarang juga masih, mengajar ekstrakulikuler bahasa Jepang di sebuah sekolah,” tuturnya.

Kehidupan sebagai mahasiswa rantau di Jogja juga cukup menantang bagi Risma.

“Saya di sini minoritas, kadang agak kesulitan cari tempat ibadah. Kalau lokasinya jauh, kendala juga karena Jogja sudah mulai macet,” jelasnya.

Baca juga: Tak Hanya Jadi Presiden, Ini Peluang Karier Lulusan Fakultas Kehutanan UGM