Menhub Budi Karya Sumadi Tak Pernah Bayangkan Bisa Berbicara di HPTT Fakultas Teknik UGM

771

Baca juga: Soal Jiwasraya, Cisanggiri Syndicate Sarankan Pemerintah Lakukan Langkah Ini

Akan tetapi, hal itu bisa terjadi jika Indonesia bisa bekerja dengan keras.

“Dengan langkah-langkah kecil adik-adik kita di kampung, desa, dan dosen-dosen lewat karya ilmiahnya, ini pasti memberikan daya saing yang luar biasa,” katanya Budi Karya.

“Pak Presiden bilang, apabila kita hijrah dengan tindakan sederhana dan dilakukan dengan baik, itu akan memberikan dampak yang signifikan,” terang pria 63 tahun ini.

Tak hanya itu, Budi Karya menekankan untuk melibatkan seluruh elemen (inklusif) untuk bisa menggerakkan perubahan.

Misalnya, kini unsur swasta sering dilibatkan dalam proyek-proyek infrastruktur transportasi.

Sehingga, kata Budi Karya, Pemerintah tak lagi ‘mendewakan’ APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

“Karena kita mendewakan APBN, program kerja berjalan timik-timik (lambat), tidak bisa signifikan,” tutur Budi Karya.

Baca juga: KAFEGAMA NTB Gelar Sekolah Pemikiran Ekonomi untuk Membumikan Ekonomi Pancasila

“APBN adalah stimulus, APBN Itu bukan segalanya. Oleh karena itu, kami mengundang kerja sama dengan swasta,” ucapnya.

Menurut Budi Karya, kehadiran unsur swasta memunculkan kompetisi dalam pembangunan.

“Kita tak akan lagi mlaku timik-timik, tetapi kita bisa lari. Itu yang kami harapkan,” kata Budi Karya Sumadi.

Adapun peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik adalah salah satu rangkaian acara dalam Dies Natalis ke-74 Fakultas Teknik UGM.

HPTT FT UGM kali ini mengambil tema Pendidikan Inovatif untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Selain pidato ilmiah dari Menhub Budi Karya, diserahkan pula penghargaan Herman Johannes Award 2020 kepada dua orang.

Mereka adalah Ir. Wardijasa (mantan direktur PT Pupuk Kujang) dan Prof. Koichiro Watanabe (Kyushu University). (Ts/-Th)

Baca juga: Pancasila dan Agama Bukan Dua Hal yang Saling Bertentangan