Rimbawan KAGAMA Satukan UGM-IPB Lewat Yayasan Peduli Hutan Indonesia

898
Rimbawan UGM, Dr. Transtoto Handadhari, mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dalam menginisiasi Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) melalui Gerakan Masyarakat Peduli Hutan Indonesia (GMPHI). Foto: Istimewa
Rimbawan UGM, Dr. Transtoto Handadhari, mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dalam menginisiasi Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) melalui Gerakan Masyarakat Peduli Hutan Indonesia (GMPHI). Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, JAKARTA – Dr. Transtoto Handadhari mengklaim hutan tropis yang dimiliki Indonesia merupakan yang terbesar ketiga di dunia.

Namun, alumnus Kehutanan UGM angkatan 1971 ini berpendapat bahwa status tersebut akan melegakan bila masyarakat bersatu padu bergabung dalam sebuah gerakan peduli hutan.

Oleh karena itu, Transtoto mengajak seluruh lapisan masyarakat turut berjuang dalam yayasan gagasannya, Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI).

Perkumpulan yang muncul dari Gerakan Masyarakat Peduli Hutan Indonesia (GMPHI) ini disebut dia adalah implementasi moral tanpa pamrih untuk bersama bergabung memperbaiki hutan Indonesia yang rusak.

“Paling tidak, 40 juta lahan hutan telah kosong. Banyak juga yang sudah beralih fungsi jadi non hutan,” kata Transtoto.

“Yang dianggap sudah hijau isi hutannya juga berubah dan menurun kualitas tegakannya,” terang Direktur Utama Perum Perhutani periode 2005-2008 ini.

Transtoto menambahkan, usaha perbaikan hutan sampai saat ini masih belum signifikan.

Baca juga: Lulusan Ilmu Pemerintahan UGM dari Bantul Resmi Pimpin KAGAMA Sumsel Periode 2019-2024

Ada berbagai faktor dan alasan yang menurutnya membuat hal itu bisa terjadi.

Salah satunya yakni masih ada kejahatan kehutanan dan ketidakpedulian masyarakat.

Transtoto juga melihat, GMPHI juga berfungsi memperkukuh peran rimbawan UGM  bersama rimbawan IPB.

Kata dia, dua pihak itu sering dianggap kurang harmonis dalam bekerja mengelola hutan.

Namun, setelah melihat adanya dukungan dari kedua belah pihak kepada YPHI, Transtoto optimistis UGM dan IPB bisa berpadu.

“Dari komposisi pengurus dan pendukungnya, tampak sekali integrasi kedua pihak rimbawan yang kental,” ucap Transtoto.

“Sebut saja nama-nama alumnus IPB, para mantan eselon I Dephut. Seperti Waskito Suryodibroto, Roja’i Zakaria, Titus Sariyanto, AA. Malik, Harry Santoso,  Hendarsun, Iman Santoso.”

Baca juga: Delia Murwihartini, Jadi Owner Tas Dowa Usai Temani Masa-masa Terakhir Sang Ibunda