Dr. Deendarlianto Suka Dengarkan Musik Thrash Metal Saat Banyak Masalah

3620
Musik beraliran trash metal jadi teman bagi Dr. Deendarlianto S.T, M.Eng. saat banyak masalah. Foto: Istimewa
Musik beraliran trash metal jadi teman bagi Dr. Deendarlianto S.T, M.Eng. saat banyak masalah. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kepala Pusat Studi Energi, Dr. Deendarlianto, mengaku sudah punya gambaran untuk menjadi dosen sejak kuliah di Teknik Mesin UGM.

Masa-masa berkuliah di Teknik Mesin UGM dihabiskan Deen, sapaannya, antara 1991-1996.

Deen pun menjelaskan alasan-alasan mengapa masuk kampus yang lahir pada 1949 ini.

Alasan pertama adalah karena dia sering mendengar kisah rekan teman ayahnya yang merupakan lulusan UGM.

Sementara itu, alasan keduanya adalah karena Deen membaca novel Cintaku di Kampus Biru (1974) karya Ashadi Siregar, semasa SMA.

“Novel itu menceritakan persahabatan, cinta, dan buku. Artinya dalam bayangan Saya sewaktu SMA, mahasiswa UGM itu dinamis dan punya kepribadian yang tekun,” tutur Deen, kepada Kagama beberapa waktu lalu.

“Layaknya remaja 90-an, pengennya masuk teknik. Saya pun memilih Teknik Mesin. Karena waktu itu Indonesia memasuki era industrialisasi,” kenangnya.

Musik beraliran trash metal jadi teman bagi Dr. Deendarlianto S.T, M.Eng. saat banyak masalah. Foto: Tsalis
Musik beraliran trash metal jadi teman bagi Dr. Deendarlianto S.T, M.Eng. saat banyak masalah. Foto: Tsalis

Baca juga: Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang Ini Raih IPK 4,00 di Fakultas Teknik UGM

Pria asal Padang ini juga suka dengan kegiatan kemahasiswaan selepas kuliah.

Seperti berkumpul dengan Keluarga Mahasiswa Teknik Mesin, menjadi ketua Mechanical Engineering English Club, dan beberapa kegiatan di Gelanggang.

Hanya, di tengah menikmati masa-masa menimba ilmu di Kampus Kerakyatan, kabar duka menghampiri Deen.

Ayahnya, yang merupakan hakim, meninggal ketika Deen masuk semester enam.

Deen sadar, uang pensiunan PNS hakim sang ayah yang diterima ibunya tidak seberapa, apalagi dia punya tiga orang adik laki-laki.

Alhasil, dia memilih menunda mewujudkan mimpi menjadi dosen.

Yakni setelah rampung dan menyabet gelar lulusan tercepat Teknik Mesin UGM di angkatannya, Februari 1996.

Baca juga: Mahasiswa Teknik Sipil UGM Temukan Algoritma Ramalan untuk Hindari Hujan Pemicu Banjir Lahar