Resmikan 8 Sekolah dan Masjid di Palu, Ganjar Usul Siswa Diberi Latihan Tanggap Bencana

360
Apakah Jawa Tengah provinsi yang berkecukupan? Tidak. Uangnya banyak? Tidak, tetapi Kami tengah belajar menjadi kaya hati. Tangan butuh bergandengan, bukan mencaci, bukan menyalahkan, tapi saling membantu. Foto: Istimewa
Apakah Jawa Tengah provinsi yang berkecukupan? Tidak. Uangnya banyak? Tidak, tetapi Kami tengah belajar menjadi kaya hati. Tangan butuh bergandengan, bukan mencaci, bukan menyalahkan, tapi saling membantu. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, PALU – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo baru saja meresmikan delapan sekolah dan masjid di Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala), Sulawesi Tengah, Rabu (29/1/2020)

Melansir laman resmi Humas Jateng, masjid dan sekolah yang diresmikan merupakan donasi masyarakat yang terkumpul melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah untuk korban gempa Palu.

Ganjar mengungkapkan bahwa bantuan tersebut diberikan bukan karena Jawa Tengah adalah provinsi yang memiliki pendapatan besar, namun karena dorongan rasa persaudaraan dan keinginan untuk saling membantu.

“Apakah Jawa Tengah provinsi yang berkecukupan? Tidak. Uangnya banyak? Tidak, tetapi Kami tengah belajar menjadi kaya hati. Tangan butuh bergandengan, bukan mencaci, bukan menyalahkan, tapi saling membantu,” ucap Ganjar kala meresmikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Alkhairaat Biromaru, Desa Mpanau, Sigi,Biromaru, Kabupaten Sigi.

Ingatan Ketua Umum PP KAGAMA ini kemudian tertuju kepada saat dirinya melihat kerusakan yang timbul akibat gempa yang terjadi di Pasigala.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo baru saja meresmikan delapan sekolah dan masjid di Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala), Sulawesi Tengah. Foto: Istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo baru saja meresmikan delapan sekolah dan masjid di Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala), Sulawesi Tengah. Foto: Istimewa

Baca juga: Mahasiswa UGM Temukan Fakta soal Hubungan Kebakaran Hutan dengan Penerbangan

“Saya ke sini dulu dan melihat sendiri betapa hebatnya bencana di Pasigala. Kita selalu ingat kerusakan bumi karena ulah manusia,” ujar alumnus Fakultas Hukum UGM ini.

“Maka dari itu, sebagai pimpinan daerah, Kita mesti mampu mengendalikan lingkungan, tata ruang, AMDAL, termasuk pula kearifan lokal,” tambahnya.

Ganjar juga memberikan pesan bahwa nantinya perlu pelatihan tanggap bencana, terutama pada para siswa.

Hal itu dapat melatih siswa untuk menyelamatkan diri sendiri dengan orang lain dengan cepat ketika terjadi bencana.

“Di Amerika dan Jepang, pelatihan tanggap bencana itu dua kali dalam setahun. Padahal di Jepang tiap hari terjadi bencana. Jadi ini penting agar anak-anak terlatIh untuk menyelamatkan diri dan sesamanya dengan cepat,” kata Ganjar. (Ezra)

Baca juga: Dosa Didik Purbadi yang 7 Tahun di UGM Mencari Jati Diri