KAGAMA.CO, JAKARTA – Masyarakat belakangan ini tengah dihebohkan oleh wabah virus corona yang kini melanda Wuhan, China.
Kasus wabah corona berawal dari pneumonia berat yang dialami beberapa orang di Wuhan pada Desember 2019.
Infeksi yang disebabkan oleh corona jenis baru atau Novel Coronavirus (2019-NcOV) itu menyebar cepat dengan jumlah kasus yang meningkat pesat.
Hingga saat ini, diketahui bahwa pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur.
Beberapa gejala pneumonia berat yang disebabkan oleh coronavirus secara klinis hampir mirip dengan pneumonia pada umumnya, seperti demam, lemas, batuk kering, dan sesak napas.
Pneumonia dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak, remaja, dewasa muda, dan lanjut usia (lansia), namun lebih banyak pada balita dan lansia.
Hingga 23 Januari 2020, dikabarkan ada 830 lebih kasus di seluruh dunia dan 25 orang meninggal dunia.
Baca juga: Dian Nirmalasari: Untuk UGM Apa Sih yang Eggak?
Selain di Wuhan, China, beberapa negara melaporkan kasus suspek serupa, yaitu di Thailand, Hongkong, Macau, Jepang, Vietnam, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Guna mencegah penyebaran coronavirus tersebut di Indonesia, pemerintah melakukan sejumlah langkah preventif.
Antara lain dengan meniadakan jadwal penerbangan sementara ke Wuhan, serta melakukan antisipasi secara ketat di pelabuhan dan bandara.
Rencana kontigensi juga masih disiapkan sesuai sumber daya yang ada dan bakal dilaksanakan sesuai SOP bila ditemukan hal-hal terduga.
Dikutip dari rilis Kemenko PMK, Senin (27/1/2020), Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menegaskan bahwa upaya preventif yang dilakukan oleh pemerintah tak serta merta dapat menjamin Indonesia terbebas dari wabah corona tanpa keterlibatan masyrakat.
Baca juga: Soal Wabah Virus Corona, Presiden Jokowi Pastikan Perlindungan WNI di Wuhan
