Lowkol, Inovasi Susu Probiotik Penurun Kolesterol Karya UGM

1386

Baca juga: Terobosan Menteri Basuki Tanggulangi Abrasi Pantai

Widodo menerangkan, mikrobia dalam perut sangat menentukan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Bayi yang hanya minum ASI, mikrobia di dalam perutnya akan berkembang sesuai dengan tahapan umurnya.

Jika nutrisinya baik, maka bakteri baiknya akan dominan.

“Jika nutrisinya berubah, maka mikrobianya juga berubah. Mikrobia dalam sistem pencernaan manusia di Jepang, Korea, Taiwan, China, itu berbeda dengan negara-negara di bagian Selatan.”

“Karena dietnya beda. Bakteri baik di sana lebih lebih didominasi oleh bifidobacterium sedangkan kita lebih banyak lactobacillus,” pungkasnya.

Widodo kemudian melakukan riset lebih lanjut, dengan mengambil mikrobia dari sisa pencernaan bayi sehat.

Dalam hal ini, bayi yang sehat itu lahir tanpa sesar dan ibunya tidak mengonsumsi obat.

Baca juga: Di Bawah Kepemimpinan Alumni UGM, Pemkab Kutai Timur Pertahankan Penghargaan Ini Empat Kali Berturut-turut

Mikrobia tersebut lalu dimurnikan, dilakukan seleksi pada bakteri baiknya, dan diidentifikasi.

Selanjutnya, Widodo melakukan pengecekan tingkat kemampuan probiotiknya dengan diuji coba pada tikus percobaan.

”Tikusnya Saya induksi diabet, hasilnya gula darah dan kolesterolnya tinggi. Kemudian Saya beri obat penurun gula (metformin), gula darahnya turun.”

“Bersamaan dengan itu, Saya beri susu Lowkol, kolesterol turun dan gula darahnya juga turun tetapi tidak sedrastis jika menggunakan metformin,” tutur Kepala Badan Penerbit dan Publikasi (BPP) UGM ini.

Karena pada tikus sudah teruji, Widodo lantas menguji cobanya langsung pada responden manusia yang obesitas.

Responden tersebut kemudian diarahkan untuk mengikuti treatment (intervensi), dengan meminum susu Lowkol setiap hari satu botol (100 ml) selama satu bulan.

Tanpa minum obat antibiotik dan jenis obat lainnya serta asupan pangannya dicatat.

Baca juga: Sebuah Penelitian Ungkap Solusi Atasi Stunting di Indonesia

Setelah satu bulan mengonsumsi susu tersebut, responden melakukan pengecekan gula darah dan kolesterol.

“Terbukti kolesterol turun, tetapi kadar gula darahnya tetap. Itulah mengapa produk susu Saya diberi nama Lowkol,” jelasnya.

Produk Susu Lowkol merupakan kombinasi pemahaman Widodo tentang mikrobiologi, ilmu pangan dan teknologi susu.

Susu ini dapat berperan sebagai penurun kolesterol dan dapat dikonsumsi untuk  usia remaja sampai dewasa, serta bebas dari bahan kimia.

Setelah peluncurannya, Susu Lowkol akan segera diproduksi secara massal.

Sementara ini Susu Lowkol sudah tersedia di Plaza Agro Gadjah Mada. (Kinanthi)

Baca juga: Sempat Galau dan Menangis, Dian Fajarwati Jumpai Keajaiban hingga Jadi Wisudawan Terbaik Biologi UGM