KAGAMA Beksan Balikpapan Siap Beraksi pada HUT ke-123 Kota Balikpapan

507

Baca juga: Sekjen Kemendes PDTT Berharap Alumni UGM Jadi Presiden Lagi pada 2024

Selain itu, Puji menuturkan seragam jarik dengan motif batik parang rusak sudah dibagi kepada para peserta.

Dia pun menjelaskan asal-usul corak batik parang rusak yang menurutnya masih menjadi perdebatan.

“Konon motif ini muncul pada masa Raden Panji, seorang pahlawan kerajaan Kediri dan Jenggala di Jawa Timur pada abad ke-11,” kata Puji.

“Ada juga yang berpendapat bahwa motif batik parang rusak adalah karya Sultan Agung dari Mataram (1613-1645) yang terinspirasi dari meditasinya di pantai selatan Jawa.”

“Konon Sultan Agung mendapat ilham dari fenomena alam berupa gelombang besar yang memecah karang hingga rusak,” jelasnya.

Baca juga: Rinta Wujudkan Mimpi yang Tertunda Saat S1, Jadi Peraih IPK Tertinggi di Fakultas Peternakan UGM

Puji menambahkan, motif batik parang rusak punya nilai filosofis tinggi.

Yakni semangat pantang menyerah seperti ombak laut yang tak berhenti bergerak.

Dia menyebut, susunan motif batik parang menggambarkan jalinan yang terus tersambung.

Hal itu dikatakan Puji menandakan simbol akan sesuatu yang tak putus.

“Baik dalam arti upaya memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga,” terang Puji.

“Yaitu ketika batik motif parang dijadikan hadiah dari generasi tua ke generasi muda para bangsawan,” paparnya.

Di samping itu, Puji menilai, motif batik parang rusak menjadi simbol dari orang tua agar sang anak melanjutkan perjuangan yang telah dirintis leluhurnya. (Tsalis)

Baca juga: KAGAMA Inkubasi Bisnis VII Bahas Strategi Perkuat Brand untuk Hadapi Persaingan Bisnis