Terbunuhnya Jenderal Soleimani dan Riwayat Konflik AS-Iran

162
Di dalam negeri AS banyak sekali persoalan, salah satunya Trump saat ini sedang mempersiapkan diri untuk pemilihan presiden pada 2020 ini. Foto: Tasnim News
Di dalam negeri AS banyak sekali persoalan, salah satunya Trump saat ini sedang mempersiapkan diri untuk pemilihan presiden pada 2020 ini. Foto: Tasnim News

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Terbunuhnya Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan udara Amerika Serikat (AS), membuat konflik antara Iran dan AS makin memanas.

Jika dirunut dari sejarahnya, hubungan Iran dan AS sudah tidak harmonis sejak adanya revolusi Islam di Iran pada 1979.

Menurut Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM, Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, eskalasi konflik antara AS dan Iran, merupakan masalah politik internasional kaitannya dengan politik luar negeri dan politik domestik AS.

Ada konfigurasi kekuatan empat negara besar yakni negara yang berkenaan dengan AS, seperti Israel, Arab Saudi dan Iran.

“Dalam konteks politik luar negeri AS, Iran adalah musuh yang harus diupayakan agar kekuatannya tidak bisa bertambah,” jelas Rachmat.

Bisa dilihat adanya para petinggi Iran yang masuk daftar teroris, yang dibuat oleh Kementerian Luar Negeri AS.

Kemudian ada sanksi yang diberikan kepada Iran untuk melemahkannya.

Baca juga: FK-KMK UGM Segera Gelar Winter Course untuk Tangani Kesehatan Mental Era Milenial

Mengutip dari berbagai sumber, Rachmat menjelaskan bahwa penyerangan terhadap Soleimani disebabkan karena perwira senior militer Iran itu diduga sedang merencanakan serangan kepada AS.

Demikian juga, sebagaimana alasan yang diberikan AS saat terlibat perang dengan Irak, dia menuding Sadam Hussein memiliki Weapon of Mass Destruction (WMD).

Namun, hal tersebut tidak terbukti sampai sekarang dan menurut Rachmat itu hanya alasan yang mengada-ada.

Sementara dugaan rencana penyerangan AS oleh Iran juga tidak ditemukan keabsahannya.

“Ada sebuah argumen yang menyatakan bahwa ini merupakan cara Presiden AS, Donald Trump untuk keluar dari stres yang dihadapinya,” ungkap Rachmat.

Dia menjelaskan, di dalam negeri AS banyak sekali persoalan, salah satunya Trump saat ini sedang mempersiapkan diri untuk pemilihan presiden pada 2020 ini, persoalan ekonomi yang tidak kalah serius, dan sebagainya.

Kondisi ini pernah terjadi saat AS dipimpin oleh George H.W. Bush.

Baca juga: Berikut Susunan Pengurus Kagama Cabang Kota Surakarta Periode 2020-2025