Dubes Djauhari Oratmangun: NKRI Harga Mati

205
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun mengungkapkan, dialog dengan Tiongkok soal tapal batas di laut Natuna merupakan solusi yang paling tepat. Foto : Josep/KAGAMA
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun mengungkapkan, dialog dengan Tiongkok soal tapal batas di laut Natuna merupakan solusi yang paling tepat. Foto : Josep/KAGAMA

KAGAMA.CO, JAKARTA – Hubungan antarnegara itu serupa dengan hubungan antartetangga dalam lingkup lebih kecil.

Bila ada perselisihan antartetangga, misalnya soal parkir motor atau mobil yang menyerobot jalan di depan rumah milik atau menghalangi akses masuk keluar orang lain, maka satu pihak yang dirugikan bisa menegur pelaku pelanggaran.

Jika teguran itu tidak ditanggapi dengan baik, maka pihak yang dirugikan bisa meminta kepala rukun tetangga (RT) lalu ada kepala rukun warga (RW) untuk memberikan teguran kepada pelaku pelanggaran dan menyelesaikan sengketa yang ada.

Selalu ada mekanisme untuk menyelesaikan perselisihan antartetangga, begitu pula dalam menyikapi perselisihan antara Indonesia dan Tiongkok menyangkut tapal batas di laut Natuna.

Baca juga: Kata Pakar UGM Soal Ribut-ribut Indonesia dan Tiongkok di Perairan Natuna

Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun di Jakarta, Selasa (7/1/2020).

“Dalam lingkup internasional juga ada mekanisme untuk menyelesaikan perselisihan antarnegara.”

“Ketimbang kita berkelahi, keluar energi tak ada habisnya maka ada forum-forum dimana kita bisa melakukan dialog dengan Tiongkok tanpa harus berperang dan tanpa mengorbankan wilayah kita.”

“Sebelum ke Indonesia, saya sudah bertemu dengan mereka lima kali dan sekarang sudah relatif tenang,” ujar Djauhari yang diundang oleh salah satu perguruan tinggi terkemuka di Jakarta untuk memberikan kuliah umum tentang Diplomasi Antarnegara, Indonesia dan Tiongkok.

Menurutnya, hubungan Indonesia dengan Tiongkok sejauh ini baik-baik saja, tapi tak bisa dipungkiri bahwa relasi tersebut bisa naik turun.

Hubungan orang pacaran atau suami istri saja bisa naik turun, apalagi hubungan antarnegara.

Baca juga: Tutup Usia, Prof Sudi Nurtini Dikenal Sosok yang Lembut dan Menyejukkan

Selalu ada banyak hal yang tidak sesuai, ada hal-hal yang tidak menyenangkan.

“How to manage conflict potential is more important.”

“Indonesia tetap bisa mencari solusi dengan berdialog dengan Tiongkok tanpa mengorbankan prinsip kita dalam berhubungan dengan negara lainnya, yakni NKRI harga mati.”

“Ke depan, kita mesti tetap menjaga hubungan baik ini secara setara, maksudnya kita saling membutuhkan, saling menghargai, serta saling menghormati,” pungkas Djauhari. (Josep)