Mendengar Istilah Unik dalam Bahasa Jawa yang Timbul karena Gerakan Kepala

4346

Baca juga: Tim KKN-PPM UGM Unit Samboja Diterjunkan, Tantangan Pemberdayaan Masyarakat Ibu Kota Baru

Selain itu, dia juga menggali informasi dari 10 orang yang tinggal di sekitar Surakarta atau Yogyakarta.

Setelah menghimpun berbagai informasi, Sunarya menemukan fenomena kata-kata unik yang salah satunya timbul dari gerakan kepala.

Kata pertama adalah manthuk (mengangguk) alias menaik turunkan kepala.

Kata ini dibentuk dari ungkapan thuk  yang mendapatkan prefiks (awalan) an.

Thuk merupakan deskripsi suara yang ditimbulkan karena pukulan.

Menaik turunkan kepala dalam manthuk memang tidak menimbulkan suara apa pun.

Namun, gerakan yang dilakukan diasosisikan seolah-olah mengeluarkan bunyi thuk.

Baca juga: Indonesia Perlu Rombak Birokrasi yang Cocok untuk Kaum Milenial

Kata kedua yakni lenggut-lenggut (mengangguk dengan penuh semangat dan kontinu).

Kata ini dibentuk dengan menduplikasi lenggut (angguk) yang dikombinasikan dengan manggut.

Kata sebetulnya gut yang dekat dengan guk (angguk) dalam Bahasa Indonesia.

Perbedaan huruf konsonan terakhir, yakni t dan k, terjadi karena variasi daerah.

Selanjutnya ada kata ndingkluk (membuang muka dengan memandangi bawah).

Kata ini berasal dari imitasi suara kluk yang merupakan variasi dari klik, klek, dan klok.

Tiga kata tersebut merupakan penggambaran ketika seseorang mematahkan sesuatu.

Baca juga: Sejarah Hari Ini: UGM Berubah Status Jadi Badan Hukum Milik Negara

Ndingkluk, yang mendapatkan prefiks an, mewakili suara saat orang mematahkan sesuatu.

Keempat gedheg (huruf e dibaca seperti  bebek).

Gedheg adalah geleng-geleng disertai mlengos (membuang muka ke samping kiri-kanan).

Kata ini berasal dari suara dheg yang mulanya hadir untuk menggambarkan objek berat dan besar.

Dheg juga merupakan lawan dari thek yang menyampaikan objek kecil atau ringan.

Kata ini digunakan untuk memberi visualisasi gerakan kepala ke samping kiri dan kanan secara kontinu.

Sehingga, gerakan menimbulkan suara yang seperti dheg.

Terakhir, alias kelima ada kata sundhul. 

Kata ini tercipta dari imajinasi bunyi dhul yang terjadi saat ada dua objek yang bertabrakan.

Dalam hal ini, kepala menyentuh benda yang ada di atasnya. (Tsalis)

Baca juga: Kagama Pengcab Wonogiri Gelar Bakti Sosial di Desa Tengger