Mendengar Istilah Unik dalam Bahasa Jawa yang Timbul karena Gerakan Kepala

4341
Sebuah kata dalam Bahasa Jawa dibentuk berdasarkan berbagai faktor. Foto: Siaga Indonesia
Sebuah kata dalam Bahasa Jawa dibentuk berdasarkan berbagai faktor. Foto: Siaga Indonesia

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Sejarah interaksi manusia tidak pernah lepas dari perkembangan bahasa.

Bahasa diklaim sudah digunakan jutaan tahun lalu sebagai sarana utama dalam berkomunikasi.

Karena keberadaannya yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, bahasa dinilai merupakan satu dari sekian produk budaya.

Tak terkecuali Bahasa Jawa, yang konon dituturkan oleh 75,5 juta penduduk Indonesia, dari total 256 juta.

Belum diketahui hingga saat ini berapa jumlah kosa kata dalam Bahasa Jawa.

Namun, kata-kata yang sudah ada dibentuk berdasarkan serapan dari bahasa lain, kebiasaan dan inspirasi dari kejadian empiris.

Pada poin inspirasi dari kejadian empiris, ada unsur semiotika (ketandaan) yang mendasari orang untuk mendeskripsikan satu hal dengan kata.

Baca juga: Kepala Museum Biologi UGM Ini, Berkali-kali Trauma pada Ular

Sunarya pun sadar ada banyak contoh dalam kata-kata Bahasa Jawa yang merujuk pada tanda.

Tanda itu bisa ditinjau dari suara atau gerakan yang dihasilkan.

Nah, menariknya, mengutip pakar, Sunaryo menduga suatu tanda bisa menciptakan kata yang ikonis untuk diucapkan.

Sehingga, kata tersebut mudah untuk diingat setelah didengar karena suaranya yang unik (onomatopeia: kata yang menirukan sumber bunyinya).

Pemikiran tersebut lalu ditulis Sunarya dalam jurnal berjudul The Javanese Onomatopeic Words Concerning Sense, Head, and Eye Movement.

Karya tulis tersebut diterbitkan oleh Jurnal Humaniora UGM pada 2018.

Sunarya melakukan penelitian dengan meninjau empat media berbahasa Jawa.

Baca juga: Imbas Buruk Perlakuan Diskriminatif yang Dilakukan Petugas Kesehatan kepada Penyintas HIV/AIDS