Cara Hemat Agar Cabai Tak Kena Patek di Musim Hujan

25492

Baca juga: Mendengar Istilah Unik dalam Bahasa Jawa yang Timbul karena Gerakan Kepala

Fungisida kontak memiliki cara kerja menutup permukaan tanaman dan atau menghambat patogen yang bersentuhan dengannya.

Masalahnya, aplikasi bergantian antara fungisida sistemik dan fungisida kontak memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

Nah, solusi Christanti adalah, mencampur fungisida sistemik dan fungisida kontak.

Dalam hal ini, dia simoksanil sebagai fungisida sistemiknya, dan mankozeb sebagai fungisida kontaknya.

Dia mencampur simoksanil dengan mankozeb melalui perbandingan komposisi 8/64 %.

Campuran ini disebut Curxanil 8/64 WP.

Kemudian, Christanti menguji melakukan pengujian menggunakan dua cara, yakni percobaan lapangan dan percobaan laboratorium alias percobaan in vitro (dalam lingkungan terkendali.

Baca juga: Kepala Museum Biologi UGM Ini, Berkali-kali Trauma pada Ular

Pada percobaan lapangan, bibit cabai berumur lima minggu dia tanam dengan jarak 60 x 70 cm di petak dengan ukuran 6 m x 7 m berikut jarak antar petak 1 m.

Lantas, Colletotrichum sp. disebar. Christanti menggunakan enam perlakuan dan empat ulangan.

Enam perlakuan itu merujuk pada ragam variasi perlakuan: variabel kontrol; Curxanil 8/64 WP 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%; dan mankozeb 0,2% sebagai pembanding.

Aplikasi penyemprotan bervolume tinggi, yakni 500 l/ha.

Aplikasi penyemprotan pertama dilakukan pada saat tanaman mulai berbunga sekitar 40%, selanjutnya delapan kali dengan selang waktu seminggu.

Parameter uji ini adalah jumlah total produksi cabai yang bisa dipanen.

Sementara itu, pada pengujian laboratorium, Christanti mengisolasi Colletotrichum sp. dari sebuah cabai yang sakit dan dibiakkan di medium PDA.

Baca juga: Imbas Buruk Perlakuan Diskriminatif yang Dilakukan Petugas Kesehatan kepada Penyintas HIV/AIDS