Alasan Mengapa Jamu Belum Bisa Disetarakan dengan Obat Pabrikan

317
Sarasehan Obat  dan Pengobatan Tradisional gagasan Dewan Guru Besar UGM membuka cakrawala mengenai kedudukan jamu di Indonesia. Foto: Humas UGM
Sarasehan Obat  dan Pengobatan Tradisional gagasan Dewan Guru Besar UGM membuka cakrawala mengenai kedudukan jamu di Indonesia. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Senin (­9/12/2019) Dewan Guru Besar (DGB) UGM mengadakan Sarasehan Obat dan Pengobatan Tradisional.

Acara yang dihelat di Grha Sabha Pramana tersebut diadakan untuk memperingati Dies Natalis ke-70 UGM.

Ada empat narasumber yang diperkenalkan oleh Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum selaku moderator.

Mereka yakni Direktur Penelitian UGM Prof. Dr. Mustofa, Apt., M.Kes, praktisi pengendalian pikiran Dr. dr. Bondan Agus Suryanto, SE,.MA,.AAK, dan peneliti B2P2TOOT Kemkes Dr. Ir. Yuli Widiastuti, M.P.

Ada juga perwakilan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) yakni Sudaryatmo, S.H.

Dr. Novi, yang merupakan dosen FIB UGM, memberikan kalimat pemantik yang menyasar tema.

Dia mengatakan, keberadaan obat dan pengobatan tradisional di bumi pertiwi tidak lepas dari status Indonesia sebagai negara tropis dengan potensi besar.

Baca juga: Kunci Kesehatan Tanpa Obat dan Alat

Potensi besar itu adalah keberlimpahan tanaman obat di Indonesia yang sudah digunakan secara turun temurun.

Dalam hal ini, katanya, jamu dan obat tradisional diyakini akan manfaatnya.

“Eksistensi obat tradisional di tengah-tengah masyarakat tak tergoyahkan meskipun telah banyak beredar obat-obatan kimiawi atau sintesis,” tutur Dr. Novi.

Hanya saja, dia menilai obat dan pengobatan tradisional belum sepenuhnya diterima dalam pengobatan formal serta belum dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pasalnya, obat dan pengobatan tradisional belum bisa dibuktikan secara ilmiah dan belum mendapatkan regulasi untuk memberikan akomodasi.

Menanggapi hal ini, Prof. Mustofa menilai bahwa UGM memiliki upaya untuk mendukung pengembangan obat tradisional dari hulu sampai hilir.

“UGM sangat  mendukung berbagai penelitian tentang obat tradisional. Mulai dari budidaya tanaman obat sampai ke perindustriannya. UGM memiliki komitmen untuk  mengembangkan tanaman obat dari jamu menjadi obat modern,” katanya menjelaskan.

Baca juga: Tak Hanya Corak Yogyakarta yang Dipamerkan dalam Festival Batik DWP UGM