Almarhum Prof. Asip Hadipranata Sosok Pemikir Luas dan Peduli Hal-hal Kecil

1846

Baca juga: Ketika Misuh Diucapkan Lelaki dan Perempuan Jawa Timur

Guru besar dari Fakultas Psikologi UGM itu, wafat di Rumah Sakit Panti Rapih, pada Kamis 5 Desember 2019 pukul 04.30 WIB.

Ketua Dewan Guru Besar UGM sekaligus mahasiswa almarhum, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc.,Ph.D., mengenal gurunya itu sebagai tokoh yang berperan di bidang perkembangan psikologi industri di Indonesia.

“Sepulang dari Jepang, beliau membawa banyak pemikiran baru tentang psikologi industri. Beliau ikut mengembangan fakultasnya sendiri, juga fakultas lain. Beliau sangat lintas disiplin,” ungkap Koentjoro.

Dalam kehidupan sehari-hari, almarhum selalu totalitas dalam membantu rekan kerjanya, terutama ketika Koentjoro dan almarhum sama-sama menjadi co-promotor mahasiswa.

“Selain itu, ketika Saya sedang membangun tempat ibadah, beliau juga dengan senang hati menyumbangkan donasi,” ujarnya.

Baca juga: Alasan-Alasan di Balik Kasus Perceraian

Lain situasi, Koentjoro juga teringat masa-masanya saat menjadi mahasiswa almarhum.

Diceritakan olehnya, almarhum begitu terkesan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Jepang, sehingga dalam memberi kuliah selalu menyisipkan cerita-cerita pengalamannya di Jepang.

Senada dengan Koentjoro, Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, M.A., mengungkapkan, almarhum mempunyai pemikiran yang luas karena pernah menempuh studi di Jepang.

Namun, di sisi lain almarhum juga ahli menggabungkan keilmukan lokal dan global.

“Beliau ini juga punya filosofi tinggi. Kata beliau tidak ada seseorang yang kalah atau menang. Karena semua bisa dimenangkan atau dikalahkan. Itu contohnya,” tutur Fatur.

Baca juga: Respons Presiden Joko Widodo Setelah Mendapat Anugerah Asian of The Year 2019

Dia teringat masa-masa kuliahnya, almarhum pernah bercerita soal tela pendhem di Jepang yang begitu berarti bagi penduduknya.

Sementara di Indonesia tela pendhem tidak banyak dimanfaatkan.

Dari pengalaman ini, Fatur menilai almarhum sebagai sosok yang selalu peduli pada hal-hal sekecil apapun.

“Ini membuka mata mahasiswa dan koleganya bahwa segala sesuatu ada sisi hebatnya. Dengan cara itu kami belajar memaknai sesuatu,” tandas Fatur.

Almarhum Prof. Asip akan dimakamkan pada (06/12/2019) di Makam Keluarga di daerah Krapyak, Yogyakarta.

Dosen yang diterima sebagai mahasisaa UGM sekitar awal tahun 1960an itu, meninggalkan seorang istri dan lima anak.

Semasa berkarier, almarhum dikukuhkan sebagai guru besar pada 1998 dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Majelis Wali Amanat (MWA) UGM pada 2002. (Kinanthi)

Baca juga: Banyak Waktu Luang Usai Wisuda? Lakukan Hal-Hal Berikut