FKG UGM Tampil Beda di Kamis Pahing

1272
Sebagian tendik (tenaga kependidikan) bahkan patungan membeli pakaian adat di Pasar Beringharjo. Foto: FKG UGM
Sebagian tendik (tenaga kependidikan) bahkan patungan membeli pakaian adat di Pasar Beringharjo. Foto: FKG UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Ada yang berbeda di kampus UGM, setiap Kamis Pahing.

Tak terkecuali di Fakultas Kedokteran Gigi.

Seluruh warga kampus, dosen, staf, dan sebagian mahasiswa serentak menggunakan pakaian daerah Nusantara.

Pakaian tradisional yang mereka kenakan beraneka warna dan jenisnya.

Mereka nampak riang, berbaur, dan berkumpul di titik-titik lokasi untuk foto bersama. Beberapa lainnya asyik berswa-foto (selfie).

“Ini asyik sekali, jadi lebih akrab dan gayeng paseduluran di antara kita,” ungkap Wisnu Budi, sekretaris Dekan FKG UGM.

Sivitas akademik FKG UGM dalam suasana Kamis Pahing. Foto: FKG UGM
Sivitas akademik FKG UGM dalam suasana Kamis Pahing. Foto: FKG UGM

Baca juga: Prof. Agnes Murdiati Usulkan Kacang-kacangan untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan Nasional

“Sebetulnya kalau agak lebih sering bagus..”, sambung Wulan, Kepala Kantor Adminstrasi FKG UGM.

Sejauh ini ketentuan mengenakan pakaian daerah memang baru sebulan sekali.

Itupun sudah cukup menghadirkan nuansa yang berbeda.

Disediakan backdrop khusus untuk berfoto, bertuliskan Semarak Kamis Pahing dengan latar beberapa sosok mengenakan aneka pakaian tradisional.

Pihak dekanat memang gencar mengkampanyekan berbusana daerah nusantara setiap Kamis pahing.

Baca juga: Selain Rawan Diselingkuhi, Berikut Dampak Negatif Pernikahan Anak

“Sesuai surat edaran Rektor dalam rangka melestarikan warisan leluhur, nguri-uri kabudayan,” ujar Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM , Dr drg Juni Handayani, MKes, PhD.

Apakah mengenakan pakaian daerah merepotkan?

Mereka serentak menjawab tidak.

Justru momentum itu yang ditunggu-tunggu.

Sebagian tendik (tenaga kependidikan) bahkan patungan membeli pakaian adat di Pasar Beringharjo.

Mereka kompak menyemarakkan Kamis Pahing dengan pakaian aneka rupa. (FKG UGM/Ahmad Syaify)

Baca juga: Sulhan Tak Pernah Punya Cukup Uang untuk ‘Membeli’ Waktu