Pembangunan SDM Indonesia Harus Punya Target dan Arah yang Jelas

377

Melek Digital

Bicara ekonomi, semua orang mengaitkan dengan revolusi industri 4.0.

Hendri mengatakan bahwa, revolusi industri 4.0 merupakan solusi yang ditawarkan bagi negara-negara yang memiliki agent population cukup parah.

Untuk itu, negara-negara ini mewajibkan penduduknya melek digital.

“Dari temuan ini, kita tahu bahwa setiap negara membangun SDM sesuai dengan path yang mereka pilih.”

“Kita jangan latah digital, tetapi yang penting mau dibawa ke mana bangsa ini,” jelasnya.

Bagaimana membangun roadmap? Hendri mencontohkan negara-negara maju yang memperkuat penyediaan lapangan kerja saat menghadapi bonus demografi dan kala itu teknologi belum secanggih sekarang.

Indonesia tidak bisa meniru negara-negara lain dalam menyiapkan SDM-nya menuju revolusi industri 4.0., karena Indonesia memiliki lompatan infrastruktur internet yang luar biasa.

Baca juga: Munas XIII Kagama Rumuskan Peta Jalan Pembangunan SDM Indonesia

Hampir semua orang dari berbagai kelas ekonomi melek digital sehingga tidak ada cara lain atau cara lama dan pembangunan SDM harus memanfaatkan digital.

“Jika ditanya mana yang harus dipilih, maka kita harus melihat arah prioritas pembangunan ekonomi Indonesia.”

“Menurut penelitian tidak semua negara memiliki visi mewujudkan negara yang kuat industri manufakturnya.”

“Bukan berarti Indonesia harus ke sana, kalau kekuatannya tidak di situ, ya kita pilih apa yang jadi potensi kita,” papar Hendri.

Indonesia perlu memilih sektor-sektor yang punya potensi untuk dikembangkan karena di situ kekuatan pembangunan ekonomi negara.

“Pilih sektor yang punya kekuatan. Kalau kuat di pertanian, ya SDM kita disesuaikan dengan itu.”

“Tapi sayangnya kita tidak pernah yakin dengan potensi itu dan tidak yakin bahwa, orang Indonesia bisa dididik hingga menjadi ahli di bidangnya,” jelasnya.

Dia menambahkan, masyarakat tidak perlu jauh-jauh memikirkan revolusi industri 4.0.

“Jangan sampai Indonesia latah bekerja sama dengan negara-negara lain di era perkembangan teknologi ini, tetapi tidak paham arah pembangunannya,” pungkas Hendri.

Selain dua pembicara di atas, tiga pembicara lainnya turut memberikan sumbangan gagasan di antaranya Rektor UGM Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng., Rektor Universitas Udayana Prof.Dr.dr Raka Sudewi, SpS (K), dan CEO Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara. (Kinanthi)