Munas XIII Kagama Ingin Beri Solusi Sistematis Guna Atasi Persoalan Bangsa

365
Sekretaris Jenderal PP Kagama Ari Dwipayana (kedua dari kanan) mengemukakan, tugas Kagama adalah mewarisi hal-hal baik yang telah Sardjito bangun untuk bangsa dan negara. Foto : Kinanti/KAGAMA
Sekretaris Jenderal PP Kagama Ari Dwipayana (kedua dari kanan) mengemukakan, tugas Kagama adalah mewarisi hal-hal baik yang telah Sardjito bangun untuk bangsa dan negara. Foto : Kinanti/KAGAMA

KAGAMA.CO, DENPASAR – Melalui konsolidasi organisasi, Munas XIII Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) akan mengevaluasi berbagai kegiatan yang sudah dijalankan selama lima tahun ini dan ke depannya Kagama ingin ada manfaat dari organisasinya.

Hal ini disampaikan oleh Sekertaris Jenderal PP Kagama AAGN Ari Dwipayana dalam jumpa pers Munas XIII Kagama di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar, Kamis (14/11/2019).

Dalam Munas kali ini, pihaknya akan membahas Garis-garis Besar Haluan Kagama (GBHK).

“GBHK itu satu kerangka untuk menuju Kagama sebagai organisasi modern yang punya visi strategis ke depan.”

“Kita harus punya tahapan-tahapan untuk mencapai visi itu,” jelas Ari.

Baca juga: Pameran Saujana Warnai Munas XIII Kagama di Bali

Menurutnya, dalam rangakaian acara Munas terdapat aspek selebrasi, tetapi juga kepedulian sosial.

Kagama punya perhatian kuat pada persoalan lingkungan, terutama krisis air, krisis pangan, dan krisis penanganan sampah.

Pasca ditetapkannya rektor pertama UGM, Prof.Dr. Sardjito sebagai pahlawan nasional, Kagama turut berbangga atas pencapaian itu.

Ari mengatakan bahwa tugas Kagama adalah mewarisi hal-hal baik yang telah Sardjito bangun untuk bangsa dan negara.

Selain itu, yang juga menjadi tugas besar Kagama adalah bagaimana menjaga Indonesia sebagai rumah bersama.

“Saya kira Kagama bisa menjadi miniatur dari rumah bersama itu, karena anggotanya punya keragaman suku, agama, dan profesi.”

“Dalam Kagama itu, teman-teman Kagama ingin membangun spirit yang sama.”

“Dari rumah Kagama, pihaknya ingin memperbesar magnitudenya di Kagama, agar bisa menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air.”

“Apa yang dilakukan di Kagama dan UGM harapannya bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.”

“Dan Kagama yang tersebar di berbagai daerah, harus bisa mewujudkan itu,” ucap Ari.

Baca juga: Munas XIII Kagama Akan Gelar Selebrasi Keberagaman Lewat Kesenian

Terkait persoalan di masyarakat, dia berharap upaya penyelesaian yang lebih sistematis.

Pasalnya, ke depan ancaman negara bukan hanya dari ekonomi, tetapi intoleransi.

Untuk menyelesaikan persolan itu perlu langkah sistematis, terstruktur, dan masif.

Dengan nilai-nilai persatuan dan persaudaraan, harus dibentuk sosial engineering-nya.

Dalam hal ini ada ruang-ruang bersama yang dibentuk.

“Kadang-kadang intoleransi muncul karena tidak ada ruang-ruang bersama.”

“Dari ruang bersama ini, akan dilahirkan kelompok tengah yang kuat yang lebih moderat.”

“Ini harus disistematisasi melalui kebijakan, salah satunya kebijakan daerah yang memberi ruang toleransi,” paparnya.

Ari kemudian menambahkan, satu komisi di dalam Munas akan membahas secara eksternal 13 rekomendasi kebijakan.

Namun, rekomendasi yang paling ditekankan yaitu, roadmap pembangunan sumber daya manusia (SDM) versi Kagama dan ini merupakan sumbangan pemikiran dari Kagama.

Melalui konsolidasi organisasi pula, Kagama ingin memperkuat leadership dan menjadi organisasi yang memberi ruang untuk berproses.

Baca juga: Pameran Belum Dibuka, Lukisan Wajah Presiden Jokowi Sudah Dibeli Peserta Munas XIII Kagama

Dalam hal ini anak-anak muda di-grooming untuk menjadi leader baru.

Senada dengan Ari, Dr.AA Gede Oka Wisnumurti menjelaskan bahwa Kagama dan UGM dengan semangat kerakyatan, keberagaman, dan kultur Nusantara, harus tetap pada jati dirinya.

Dalam hal ini membuka ruang-ruang bagi anak muda seluruh daerah menempuh pendidikan di UGM.

Wisnu mengatakan, dirinya sering menyampaikan ini melalui rakernas, pertemuan Kagama daerah, dan acara Dies Natalis UGM.

UGM sudah jadi ikon pendidikan, banyak anak muda mendambakan kuliah di sana.

Wisnu menyampaikan bahwa, kualitas pendidikan tiap daerah berbeda.

Oleh sebab itu, UGM harus membentuk perwakilan daerah agar kesempatan bagi anak muda untuk kuliah di UGM makin merata, tetapi kualitas tetap yang utama.

“Kita akan bahas ini di munas juga, sebagai rekomendasi ke dalam,” pungkas Wisnu. (Kinanthi)