KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Data IARC GLOBOCAN tahun 2012 menyebutkan jumlah pasien kanker baru sebanyak 14 juta jiwa, sedangkan pasien yang meninggal akibat kanker ada 8,8 juta jiwa.
Masih banyaknya jumlah pasien yang tidak bisa diselamatkan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satunya adalah pengambilan keputusan pengobatan yang tidak tepat, yaitu keterlambatan pengobatan medis serta penggunaan Traditional Complementary And Alternative Medicine (TCAM).
Hal ini ditelusuri lebih jauh oleh para peneliti FK-KMK UGM, yakni Andham Dewi (Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Perilaku dan Promosi Kesehatan), Supriyati (S2 Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial), dan Heni Suseani Pangastuti (S2 Keperawatan Medikal Bedah).
Mereka menuliskan bahwa perilaku pengambilan keputusan pasien untuk berobat dipengaruhi oleh literasi kesehatan pasien.
Baca juga: Umbi Gembili dan Garut Ampuh Atasi Masalah Kesehatan Paling Berbahaya
“Penggunaan TCAM terbukti secara signifikan mempengaruhi penundaan pengobatan medis pada pasien kanker,” tulisnya.
Melalui studi literatur, ketiga peneliti ini menemukan beberapa fakta penggunaan TCAM pasien kanker.
Faktanya, pasien menunda pengobatan medis dan menggunakan TCAM, menghentikan pengobatan medis dan beralih menjadi TCAM, serta menggunakan TCAM bersamaan dengan pengobatan medis.
Perlu diketahui, melakukan praktik pengobatan TCAM yang tidak didahului pengobatan medis, menyebabkan pengobatan medis tertunda dan memperparah kondisi penyakit.
Merujuk dari beberapa penelitian, Andham dan timnya menemukan bahwa kebutuhan informasi pasien tentang TCAM belum terpenuhi.
Baca juga: Agar Tetap Sehat di Musim Kemarau
