Akademisi UGM Peraih Anugerah DIKTENDIK Berprestasi 2019, Tegaskan Pentingnya Hilirisasi Riset

530
Menurut Alva, yang membuat bangkrut negeri ini adalah riset-riset yang telah didanai, tetapi tidak ada produknya, hanya sampai publikasi saja. Padahal, dana riset tersebut juga dari rakyat, tentu harus kita kembalikan ke rakyat dalam bentuk produk yang bermanfaat. Foto: Humas UGM
Menurut Alva, yang membuat bangkrut negeri ini adalah riset-riset yang telah didanai, tetapi tidak ada produknya, hanya sampai publikasi saja. Padahal, dana riset tersebut juga dari rakyat, tentu harus kita kembalikan ke rakyat dalam bentuk produk yang bermanfaat. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Dua sivitas akademika UGM berhasil meraih Anugerah Pendidik dan Tenaga Pendidik (DIKTENDIK) Berprestasi 2019 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kemenristekdikti.

Anugerah tersebut mereka terima setelah mengikuti rangkaian acara Diktendik Berprestasi 2019 yang digelar sejak 26-28 Oktober 2019 lalu di Jakarta.

Mereka adalah Ir. Alva Edy Tantowi, M.Sc., Ph.D., meraih juara 2 kategori Dosen Sains dan Teknologi Berprestasi.

Kemudian Ully Isnaeni Effendi, A.Md., S.E., sebagai juara 1 kategori Arsiparis Berprestasi.

Alva dan Ully berhasil terpilih setelah melewati tahap seleksi awal yang diikuti 279 orang.

Kemudian berhasil memperoleh gelar tadi setelah bersaing dengan 10 orang di masing-masing kategori.

Alva mengatakan, dirinya tidak menyangka bisa mendapatkan anugerah tersebut.

Baca juga: Lulusan Terbaik FIB, Nurmalia Bahas Tokoh-tokoh Perempuan dalam Kitab Mahabarata

Menurut pengakuan dosen Teknik Mesin dan Industri ini, apa yang selama ini dirinya lakukan hanya menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi.

“Kami telah disumpah sejak menjadi dosen untuk menjalankan Tri Dharma tersebut. Lalu, sebagai seorang insinyur, tentu hasil kerja kami berupa produk, bukan teori. Jadi, Saya hanya menjalankan amanat yang diembankan kepada Saya,” ungkap Alva ketika ditemui Humas UGM pada Rabu (30/10) di Departemen Teknik Mesin dan Industri.

Dimulai dari penelitian, Alva menyebut bahwa secara rutin dirinya selalu terlibat penelitian baru.

Salah satunya adalah perangkat terapi jantung Intravaskular dengan stent yang telah memiliki paten.

Beberapa tahun ini, fokus penelitian Alva ada pada bidang biomedis.

Ketertarikannya tersebut diawali ketika dia kehilangan sang ayah yang menderita penyakit tumor otak.

Sejak saat itu, dia bertekad untuk membuat sebuah alat yang dapat membantu proses medis lebih efektif dan persentase pasien selamat lebih tinggi.

Baca juga: Buat Komposit Beton dari Sampah Plastik, Mahasiswa UGM Raih Medali Emas WINTEX 2019