Dr. Terawan, Tentara Pelayan Rakyat

1754
Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad mengedepankan visi besar yakni menjadikan RSPAD Gatot Soebroto sebagai wilayah bebas korupsi dan wilayah bebas birokrasi manajemen sebagaimana yang dicanangkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN). Foto : Dhodi Syailendra/KAGAMA
Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad mengedepankan visi besar yakni menjadikan RSPAD Gatot Soebroto sebagai wilayah bebas korupsi dan wilayah bebas birokrasi manajemen sebagaimana yang dicanangkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN). Foto : Dhodi Syailendra/KAGAMA

KAGAMA.CO, JAKARTA – Tak ada kesan sangar dan kaku, malah senyum dan tutur yang ramah selalu terpancar dari Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad saat bertemu KAGAMA di ruang kerjanya belum lama.

Diiringi alunan lagu instrumentalia yang sedap didengar dan dalam perbincangan yang akrab, Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto di Jakarta itu memaparkan sekelumit kiprah dan perjalanan hidupnya.

“Walau kami memakai baju tentara tapi masyarakat yang datang ke rumah sakit ini tak ada kesan takut.”

“Saya mau mengubah citra tentara di mata masyarakat, tentara itu sesungguhnya pelayan masyarakat. Tentara itu rakyat,” ucapnya mengawali perbincangan.

Tahun 2015, dia resmi ditunjuk sebagai Kepala RSPAD.

Lantas, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2018, RSPAD Gatot Soebroto adalah rumah sakit rujukan utama kepresidenan.

Dengan begitu, RSPAD Gatot Soebroto bisa disebut juga sebagai rumah sakit kepresidenan dan otomatis dia pun menjadi dokter kepresidenan.

“Status RSPAD Gatot Soebroto sama dengan Walter Reed Bethesda di Maryland, Amerika Serikat (AS), rumah sakit milik Angkatan Darat AS yang menjadi Presidential Hospital.”

“Jadi, tak ada salahnya jika RSPAD Gatot Soebroto disebut sebagai Presidential Hospital atau Rumah Sakit Kepresidenan karena peraturannya sudah ada yakni Perpres,” tutur Ketua Kehormatan International Committee on Military Medicine (ICMM) tersebut.

Menurutnya, RSPAD Gatot Soebroto terus berinovasi dan mengembangkan diri menuju standar Rumah Sakit Kepresidenan.

Pasalnya, standar rumah sakit kepresidenan itu terus diperbaharui sesuai kebutuhan zaman dan kebutuhan very very important person (VVIP).

“Oleh sebab itu, siapa yang diuntungkan dengan dijadikannya RSPAD Gatot Soebroto sebagai Rumah Sakit Kepresidenan?”

“Ya, semua orang yang datang ke rumah sakit ini mendapatkan pelayanan standar kepresidenan dan bukan standar internasional.”

“Standar internasional itu biasa, tapi standar kepresidenan punya standar- standar tinggi di atas standar internasional.”

“Tidak semua rumah sakit internasional jadi Rumah Sakit Kepresidenan, tapi Rumah Sakit Kepresidenan sudah pasti punya standar rumah sakit internasional,” ujar Terawan yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ini.

Kalau dulu dia menyebut Rumah Sakit Kepresidenan sebagai slogan sebagai visi dan tujuan bagi seluruh jajaran di RSPAD Gatot Soebroto.

Dengan adanya Perpres Nomor 18 Tahun 2018 tersebut, maka visi dan tujuan itu telah berhasil dicapai berkat kerja keras segenap jajaran.

RSPAD Gatot Soebroto juga menjadi rumah sakit rujukan utama TNI melalui Keputusan Panglima TNI Tahun 2017.

“Manajemen rumah sakit itu sebenarnya simpel. Hal yang berat tatkala kita baru memulai sebuah sistem, tapi ketika sistem tersebut sudah terpakai dan berjalan dengan baik maka semua dapat berjalan secara otomatis, ya seperti tinggal menandatangani surat saja,” ungkapnya.

Dalam melaksanakan pengelolaan rumah sakit dia mengedepankan visi besar yakni menjadikan RSPAD Gatot Soebroto sebagai wilayah bebas korupsi dan wilayah bebas birokrasi manajemen sebagaimana yang dicanangkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN).

“Semangat dan visi ini lantas dijabarkan dalam misi dan deskripsi kerja di tiap- tiap bagian.”

“Pekerjaan mesti diberikan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.”

“Saya pikir dengan visi dan semangat yang sama, serta pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas maka sistem dapat berjalan sesuai dengan harapan,” kata Terawan.

Baca kisah selengkapnya di Majalah KAGAMA Edisi Nomor 33. (Josep)