Baca juga: Perubahan Iklim dan Perilaku Manusia Sebabkan Akses Air Bersih Makin Sulit
Kuasai Lapangan dengan Riset
Dalam kepengurusannya, Lutfi ingin nilai-nilai kekeluargaan di MAPAGAMA tetap bertahan.
Kemudian yang tak kalah penting adalah rasa kepemilikan terhadap MAPAGAMA perlu ditanamkan pada diri setiap anggota.
Di samping itu, dirinya sedang berusaha memaksimalkan koordinasi antar anggota dalam setiap kegiatan yang sudah diagendakan MAPAGAMA.
Selama ini, MAPAGAMA tidak hanya konsen dengan satu isu tentang alam saja, tetapi menyasar ke semua isu yang berkaitan dengan alam.
Untuk memperdalam isu sebelum terjun ke lapangan, mereka terlebih dahulu belajar bersama di Badan Pengembangan Wanamapa di Gunungkidul, yang merupakan laboratorium milik MAPAGAMA untuk melakukan riset.
Berbagai kegiatan yang sudah direalisasikan Lutfi bersama MAPAGAMA yakni rencana strategis berupa kegiatan pelaksanaan 7 UGM International Ekspedisi dan 7 Riset Ekspedisi dengan Badan Pengembangan Wanamapa.
Baca juga: Suprapto Hobi Dengarkan Lagu Iwan Fals dan Ebiet G. Ade
Melawan Stigma
Menurut mahasiswa Fakultas Filsafat itu, pandangan orang lain terhadap MAPAGAMA menjadi tantangan tersendiri bagi organisasi.
Sebagian orang masih terpengaruh oleh nilai-nilai lama.
”Masih banyak orang yang menganggap mapala itu seram, ngeri, dan terlatih. Sebetulnya kita semua sama, kita menghargai sebuah kepemimpinan, tetapi kita juga nggak lupa dengan nilai-nilai kekeluargaan,” tandas Lutfi.
Ada juga pandangan orang lain terhadap MAPAGAMA yang masih menjadi PR besar dan sedang berusaha diluruskan.
Pandangan ini barangkali juga menjadi tantangan bagi UKM lainnya.
Bergabung dengan UKM dianggap menjadi penyebab mahasiswa tidak begitu aktif di fakultasnya, termasuk menjadi imbas dari menurunnya prestasi akademik mahasiswa.
Baca juga: Cara Mahasiswa Kos Atasi Demam Tanpa Pergi ke Dokter
