Anak GMCO Tetap Bisa Bermusik Walau Sibuk Kuliah

801

Baca juga: Cara Bijak Kelola Dana Beasiswa

“Anak tiup kalau ragu aja dan takut salah, nggak bakal keluar suaranya. Harus punya mental berani main dan berani salah. Latihan itu kan gunanya kita untuk mengetahui kesalahan, nggak usah khawatir nadanya awkward, karena itu gunanya latihan,” tandas pemain instrumen trumpet itu.

Menurut Intan, pencarian jati diri atau membangun karakteristik merupakan PR besar bagi GMCO.

Intan menjelaskan, saat ini mereka sedang berusaha memposisikan diri antara menjadi penampil atau pendidik.

Namun, Intan berharap GMCO bisa berdiri di antara keduanya.

Selain itu, sistem penyelenggara di organisasi juga penting diperhatikan.

“GMCO itu selalu membawa unsur-unsur tradisi dalam setiap prokernya. Ada aturan yang katanya harus dipatuhi, tetapi tidak tertulis dengan jelas di situ alasan dan cara melakukannya gimana. Itu kadang bikin nggak nyaman sih. Nggak masalah sebetulnya, tetapi harus ada kejelasan,” jelas Intan.

Anak GMCO Tetap Bisa Bermusik Meskipun Sibuk di Akademik

Selama hampir delapan bulan memimpin, dalam kepengurusan Intan, GMCO sudah melakukan banyak kegiatan, seperti mengisi event-event fakultas, mengadakan kelas musik, talkshow tentang musik, dan menyelenggarakan mini concert.

”Itu talkhow musik penting banget sih. Kita mengundang akademisi yang sekaligus menjadi musisi. Untuk nunjukkin ke kita bahwa nggak ada yang nggak mungkin. Kita bisa kok bagus di akademik tanpa harus meninggalkan musik. Selama ini anak-anak selalu ragu untuk latihan, karena sibuk kuliah. Kita bisa achieve semua sebetulnya, asal mau berusaha,” ujar Intan.

Baca juga: Unit Berkuda UGM Raih Juara Umum Equine Festival Competition 2019

Intan juga menunjukkan bahwa bermusik bisa dikolaborasikan dengan kegiatan akademik.

Dia mencontohkan salah satu alumni GMCO yang fokus di bidang psikologi musik.

Ada lagi alumni GMCO yang merupakan mahasiswa MIPA, di masa depan dia menjadi sound engineer dengan menemukan alat untuk merekam suara dan sejenisnya.

”Mereka bisa menggabungkan dua disiplin ilmu yang kemudian menjadi satu dunia yang mereka cintai. Luar biasa menurutku dan anak-anak GMCO kebanyakan kaya gitu,” ujar Intan.

Dalam waktu dekat GMCO akan menyelenggarakan home concert pada Oktober ini.

Home concert, kata Intan, merupakan ‘ujian akhir’ dari beberapa kali latihan yang dilakukan.

Orang-orang yang tampil merupakan rekomendasi dari pelatih.

Mereka adalah orang-orang yang sudah berusaha keras dan memberi hasil yang baik.

Baca juga: Tipe Pemimpin Organisasi yang Tidak Disukai Anggotanya

Membuang Mitos ‘Mahasiswa Lama’

Sebagai ketua UKM, Intan ingin menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif di Gelanggang bukan berarti akan tertinggal di akademik.

Dia ingin menghilangkan paradigma tersebut, terlebih lagi tentang stigma anak Gelanggang yang mitosnya bakal menjadi mahasiswa lama.

“Aku ingin kuliah dan tanggung jawabku di GMCO balance. Aku tetap bisa kuliah dan masih bisa berprestasi. Dari sini aku ingin menunjukkan atitude ini ke teman-teman yang lain,” jelas Intan.

Besar harapan Intan pada GMCO agar seluruh anggotanya suka dengan kegiatan yang mereka lakukan dan menikmati prosesnya.

“Kita semua bisa mendapatkan sesuatu yang lain selain bermusik di GMCO,” harapnya.

Menurutnya, mahasiswa UGM belum benar-benar menjadi mahasiswa UGM jika tidak aktif di Gelanggang.

”Di fakultas aku jarang mendengar mahasiswa yang ngomong bahasa Jawa. Tapi, kalau udah di Gelanggang keluar deh tu. Kalau ada yang bilang UGM kerakyatan itu semua ada di Gelanggang,” kisahnya.

Intan juga menyimpan harapan pada Gelanggang agar diperbaiki dan dilengkapi dari sisi fasilitas kegiatan UKM, terutama tempat latihan.

Di samping itu, suasana Gelanggang yang diibaratkan sebagai kos kedua bagi mahasiswa UGM perlu dipertahankan.

“Karena sense tentang kekeluargaan dan kerakyatan itu lahir dari Gelanggang,” pungkasnya. (Kinanthi)

Baca juga: Kuliah Sambil Kerja? Pertimbangkan Enam Hal Ini