Adi Djoko Serius Jalankan Amanah dan Ikhlas Hadapi Skenario Tuhan

3963

Baca juga: Kualitas SDM Terbatas, Dua Sociopreneur Muda Bangun Startup Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Bukan Uang yang Dicari

Bapak dua anak itu sempat mendapat tawaran untuk bekerja sebagai dosen setelah lulus.

Namun, ia terpaksa monolak, mengingat proses menjadi dosen membutuhkan waktu lama.

Adi akhirnya memutuskan bekerja di PT Astra demi memperbaiki kondisi finansialnya.

“Dua tahun Saya bekerja di Astra. Kemudian keluar dan baru kembali ke UGM menjadi dosen. Ternyata bukan uang yang Saya cari. Ya biasalah waktu itu lulusan baru motivasi utamanya ingin cari uang,” ungkap Adi.

Ketika resmi menjadi dosen, Adi menerima upah sebesar 1/7 dari upah yang ia terima ketika bekerja di perusahaan.

Tetapi, dirinya menganggap materi bukan segalanya.

Fakultas Teknologi Pertanian pada tahun 1987 membuka Prodi baru dengan nama Teknologi Industri Pertanian (TIP).

Setelah hengkang dari Astra, Adi kemudian diplot oleh fakultas untuk menjadi dosen di prodi baru ini.

Baca juga: Hendri Saparini Ajak Milenial Bangun Wirausaha Sosial Berdayakan Petani

Ikut membesarkan prodi baru bukan pekerjaan yang mudah.

Adi bersama dosen-dosen lain harus bekerja keras, termasuk memenuhi tuntutan studi lanjut dengan cepat.

Menempuh Pendidikan Bagian dari Perjuangan Keluarga

Tanggung jawab itu dilaksanakan dengan baik oleh Adi ketika menempuh studi S2 di Institut Teknologi Bandung (ITB) selama dua tahun, ia lulus tepatnya pada tahun 1991.

Beberapa tahun kemudian, Adi melanjutkan pendidikan doktoralnya di Ehime University, Jepang, dan selesai pada tahun 2000.

Adi selalu berusaha menguatkan diri meski jauh dari keluarga.

Menurutnya perjalanan hidup banyak yang tak bisa diulang.

Salah satunya menempuh pendidikan yang ia anggap bagian dari perjuangan keluarga.

“Setelah delapan bulan, barulah Saya bawa keluarga ke Jepang. Banyak konsekuensi, rumah nggak ada yang nunggu, mobil dijual, dan anak stres nggak bisa bahasa Jepang. Tapi itu adalah bentuk bagaimana perjuangan keluarga harus dilalui bersama,” tandas Adi.

Baca juga: Kewirausahaan Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia