KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Beberapa waktu lalu kabut asap kian merata akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meluas di beberapa daerah.
Masyarakat di lokasi kejadian alami gangguan kesehatan, bahkan hingga meregang nyawa.
Fiqri Ardiansyah, S.Hut., M.Si, dosen Fakultas Kehutanan UGM membabar kondisi pengelolaan hutan dan lahan di Indonesia dewasa ini.
Menurutnya, salah satu kendala pengelolaan hutan ada pada penentuan batas kawasan sesuai dengan fungsi peruntukannya.
Kendala lain yaitu mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana mengelola hutan dan melibatkan masyarakat sebagai bagian dari pengelolaan.
Baca juga: Perjalanan Mengharu Biru Widyanto Sampai Menjadi Dosen Kehutanan UGM
“Karena pengelolaan hutan itu juga tidak bisa dilakukan sendiri. Hutan bersinggungan dengan masyarakat. Manusia mengelola hutan manusia, yang mengubah peruntukan hutan juga manusia,” ujarnya kepada KAGAMA, belum lama ini.
Meluasnya kebakaran hutan antara lain disebabkan oleh adanya pelaku yang sengaja membakar hutan sebagai upaya landclearing namun tidak terkendali, sehingga meluas dan merembet ke mana-mana.
Selain itu, adanya pengeringan lahan gambut juga berisiko menimbulkan tingkat kebakaran yang tinggi.
Dikatakan oleh Fiqri, lahan gambut merupakan salah satu fuel yang rentan.
Sementara lahan gambut itu juga kaya akan bahan organik.
Baca juga: Solusi Mengurangi Kerusakan Hutan di Lokasi Ibu Kota Baru
