Sri Sultan HB X Ingin Kembangkan Manajemen Pendidikan Karakter Berbasis Budaya

1067

Baca juga: Asmat, Panggung Budaya Indonesia di Papua

Seperti yang kita ketahui juga, konsep pendidikan KHD secara eksplisit mengkaitkan pendidikan dengan kebudayaan.

Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikannya yang memuat pelajaran Muatan Lokal.

Menurut Sultan, dipilihnya tema tersebut bertujuan untuk memperkaya pendidikan karakter dengan memasukkan revitalisasi materi kearifan budaya dari beragam etnik dengan nilai-nilai baru yang baik dan relevan dengan pengembangan masa kini.

“Pendidikan karakter dan nilai-nilai keyogyaan sejatinya sudah diupayakan sejak dulu dan itu memang kewajiban kita. Namun, implementasinya belum berjalan optimal di tengah perubahan yang semakin pesat. Belum mewadahi pengembangan karakter secara dinamis dan adaptif,” jelas alumnus Fakultas Hukum UGM ini.

Arah Kebijakan Pendidikan Karakter

Sultan dalam pidatonya menjelaskan, Arah Kebijakan Pendidikan Karakter adalah dengan menanamkan kebiasaan yang baik, agar subjek didik paham, mampu merasakan, dan mau melakukan hal-hal baik.

Kurikulum Muatan Lokal disusun berdasarkan kebutuhan  daerah yang sesuai lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi lokal, serta kebutuhan pembangunan daerah dalam mata ajar yang berdiri sendiri.

Misalnya, materi ekstra-kurikulernya seni budaya tari tradisi.

Ia menambahkan, dulu orangtua atau guru mengajar berhitung dengan menyanyikan angka-angkanya.

Tembangnya mudah, indah dan membentuk ingatan kolektif subjek didik sehingga mengesankan sampai tua.

Baca juga: Ganjar Pranowo Ajak Alumni Berkontribusi Atasi Persoalan Negeri