Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc., Dokter Tanaman yang Tak Mau Membunuh Hama

1779
Dalam penelitian limbah yang pernah ia kerjakan, Witjak menemukan kandungan protein dari limbah ciu (minuman beralkohol) untuk menarik hama. Foto: Istimewa
Dalam penelitian limbah yang pernah ia kerjakan, Witjak menemukan kandungan protein dari limbah ciu (minuman beralkohol) untuk menarik hama. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – “Dokter tumbuhan memang sudah menjadi keinginan saya sedari kecil. Saya tertarik ketika banyak tumbuhan dan buah-buahan yang rusak dan mati,” tutur Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc. ketika mengingat awal keinginannnya menjadi seorang dokter tanaman.

Semasa kecil, Witjak sudah memberikan ketertarikan lebih dalam dunia tumbuhan.

Ia selalu bingung bagaimana bisa tumbuhan tetap mati walaupun sudah disiram dan diberi pupuk.

Akhirnya ketika lulus dari SMA, ia memutuskan untuk masuk di Fakultas Pertanian UGM guna mempelajari daur hidup tumbuhan.

Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc menyelesaikan studi S1 di Pertanian UGM dan melanjutkan studi S2 serta S3 nya di Tokyo University of Agriculture and Technology, Jepang.

Baca juga: Solusi Yuridis untuk Mengatasi Kebakaran Hutan

Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Departemen Hama Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian sejak tahun 2016.

Memiliki background di bidang perlindungan tanaman, ekologi tanaman dan manajemen tanamanan membuatnya semakin cinta dan terus mengembangkan penelitian terkait daur hidup tanaman.

Saat ini, Witjak bersama para Dosen Hama Penyakit Tanaman sedang membantu masyarakat di daerah Bantul untuk mengelola hama dan penyakit tanaman di daerah setempat.

“Kami ada pendampingan ke warga untuk sosialisasi hama dan penyakit selama 4 bulan,” terangnya kepada KAGAMA, belum lama ini.

Pendampingan yang diberikan oleh Witjak berupa konsep, sehingga bukan sebuah produk yang diterima masyarakat, tetapi pemahaman tentang hama yang sedang dihadapi mereka.

Baca juga: Rimawan Pradiptyo, Ekonom UGM yang Membawa Ilmu Experimental Economics ke Indonesia