Panitia Seminar Pra-Munas KAGAMA XIII Kenakan Busana Adat Nusantara

461

Baca juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Munas Kagama 2019

Meskipun mengenakan kemeja putih dan celana kasual, Ari mengawali sambutannya dengan bahasa Bali.

Dalam sambutannya, Ari menegaskan kembali keragaman budaya, potensi SDM maupun SDA dalam kaitanya dengan revolusi industri 4.0.

Alumnus FISIPOL itu berharap pembangunan manusia Indonesia digarap dengan saling bersinergi dan kolaboratif.

“Pembangunan manusia tidak hanya soal mendidik, punya daya pikir kritis, dan kemandirian. Tapi kita juga punya SDM yang sadar betul bahwa negaranya majemuk, dia hidup dalam keberagaman,” ungkap Ari.

Seminar yang dihadiri 700 an peserta dari khalayak umum ini diharapkan Suryo bakal melahirkan rekomendasi dalam hal pendidikan dan pembangunan SDM Indonesia. Foto: Taufiq Hakim
Seminar yang dihadiri 700 an peserta dari khalayak umum ini diharapkan Suryo bakal melahirkan rekomendasi dalam hal pendidikan dan pembangunan SDM Indonesia. Foto: Taufiq Hakim

Baca juga: Munas Kagama Tempo Dulu, Pak Koes Terpilih Dua Kali Berturut-turut

Selain itu, nuansa adat budaya Nusantara juga ditampilkam oleh Ketua Umum PP KAGAMA Ganjar Pranowo.

Ganjar yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah kali ini mengenakan busana adat Bugis Makassar, atau yang kerap disebut Baju Tutu.

Ia mengenakan Jas Tutu lengan panjang berwarna hitam dengan bawahan kain sarung atau lipa garusuk bermotif yang identik dengan warna merah, serta songkok berwarna hitam bermotif.

Tampak pula kancing dan bros berwarna emas yang menghiasi bagian tengah baju.

Baca juga: Kagama Goes to Munas Gelar Gerakan Bali Resik Sampah Plastik

Dalam sambutannya, Ganjar menekankan pentingnya membangun hubungan kemitraan antara industri dan institusi pendidikan, seperti yang telah dilakukan Jerman dengan pendidikan vokasionalnya selama 200 tahun ke belakang.

Ia mencontohkan dorongan Pemrov Jawa Tengah terhadap potensi tembakau di daerah Temanggung.

Pihaknya ingin ada sinergi dari institusi pendidikan dan kalangan industri untuk menggali potensi lain dari tanaman tembakau.

Dalam konteks revolusi industri 4.0, Ganjar juga menekankan pentingnya langkah inovatif dalam menyikapi perubahan.

“Kita harus berubah dan revolusioner. Kita punya kegelisahan yang sama. Dunia berubah, kalau kita nggak ngikuti, kita selesai,” pungkasnya. (Taufiq Hakim)

Baca juga: Ki Sutadi, Sesepuh Kagama Jateng Meninggal Dunia