Ganjar Pranowo Ajak Alumni Berkontribusi Atasi Persoalan Negeri

257
Kita nggak bisa biasa-biasa saja. Kagama itu tidak biasa, yang hadir di sini pasti orang luar biasa. Foto: Kinanthi
Kita nggak bisa biasa-biasa saja. Kagama itu tidak biasa, yang hadir di sini pasti orang luar biasa. Foto: Kinanthi

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Alumni UGM memiliki nilai tawar yang lebih baik dari sekadar materi.

Sebagian dari mereka sudah dan terus diharapkan dapat berkontribusi memecahkan persoalan di masyarakat.

Hal ini banyak dibahas oleh H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP, Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua PP Kagama dalam acara Pembekalan Wisuda Sarjana dan Diploma Periode IV Tahun Akademik 2018/2019, di Gedung Grha Sabha Pramana, Selasa (20/8/2019).

Ganjar pernah membaca sebuah buku yang menjelaskan tentang bagaimana perkembangan peradaban, termasuk bagaimana membangun pola pikir dan sikap dalam merespon persoalan.

“Artinya kita nggak bisa biasa-biasa saja. Kagama itu tidak biasa, yang hadir di sini pasti orang luar biasa. Dari ide, perilaku, dan bagaimana mereka merespon persoalan, bahkan berinovasi agar mempengaruhi perubahan dunia,” jelas Ganjar.

Baca juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Munas Kagama 2019

Ia menambahkan, sejak dulu UGM terkenal sebagai kampus yang dekat dengan rakyat.

Selain itu, dibanding mahasiswa dari universitas terkemuka lainnya, mahasiswa UGM terbilang unik.

Mahasiswa UGM, kata Ganjar, pendiam dan inisiatifnya kurang. Tetapi, mereka selalu nomor satu dalam hal bekerja.

Alumni UGM tersebar di berbagai belahan dunia. Satu di antaranya membuat event lari Kagama yang kemudian menjadi kegiatan charity yang baik.

Ini hanya satu dari segelintir alumni yang mau berupaya memecahkan persoalan di masyarakat.

Baca juga: Munas Kagama Tempo Dulu, Pak Koes Terpilih Dua Kali Berturut-turut

Perubahan bersifat dinamis dan dalam perjalanannya selalu menemui tantangan.

“Maka pada saat perubahan itu terjadi, kita harus merespon, harus beradaptasi,” ujar Ganjar.

Perubahan banyak terjadi di berbagai bidang sampai pada perilaku manusianya, baik itu positif maupun negatif. Untuk itu, setiap perubahan perlu direspon dengan bijak.

Persoalan Sampah di Indonesia

Ganjar kemudian mencontohkan masalah besar yang dihadapi masyarakat hari ini, yakni sampah.

“Sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia sudah mencapai 64 juta ton per tahun. 3,2 juta ton masuk ke laut. Dan hari ini ada kura-kura laut yang nggak bisa berkembang karena waktu kecil dia kejepit tutup botol,” ungkap Ganjar.

Ganjar memaparkan, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik ke laut terbesar ke-2.

Berbanding terbalik dengan Sweden, yang merupakan negara Eropa paling bersih di dunia. Saking bersihnya negara ini harus impor sampah dari negara lain.

Sweden merupakan negara yang paling aktif dalam pengelolaan daur ulang sampah.

Baca juga: Nostalgia Ospek UGM Era 90-an, Tugas-tugas yang Aneh dan Penuh Kode