UGM Peringkat Kedua Dalam Daftar Klasterisasi Perguruan Tinggi Versi Kemenristedikti

453
Menristekdikti Mohamad Nasir mengumumkan hasil pemetaan atau Klasterisasi Perguruan Tinggi di Indonesia. Foto : Medcom.id
Menristekdikti Mohamad Nasir mengumumkan hasil pemetaan atau Klasterisasi Perguruan Tinggi di Indonesia. Foto : Medcom.id

KAGAMA.CO, JAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) berada di peringkat kedua dalam daftar hasil pemetaan atau Klasterisasi Perguruan Tinggi Indonesia yang berada di bawah naungan Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).

UGM, yang berada berada di Klaster 1, memperoleh skor 3.594 setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menempati peringkat pertama dengan raihan skor 3.671.

Lalu diikuti Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Surabaya (ITS), dan Universitas Indonesia (UI).

Menristekdikti Mohamad Nasir dalam keterangan persnya menyatakan, klasterisasi itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi sekaligus menjadi dasar bagi Kemenristekdikti untuk memberikan kebijakan sesuai kapasitas setiap klaster perguruan tinggi tersebut.

“Tujuan kami ingin mendorong perguruan tinggi Indonesia semakin maju dan masuk ke kelas dunia,” kata Mohamad Nasir saat mengumumkan Klasterisasi Perguruan Tinggi Indonesia 2019 sekaligus meluncurkan Buku Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNB), di Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Dalam rangka mengapresiasi beberapa perguruan tinggi dengan ranking tertinggi, menurut Nasir, Kemenristekdikti saat ini mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk memberikan endowment fund atau dana abadi untuk dialokasikan bagi riset di perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

“Kami ingin ajukan skema, siapa yang bisa masuk itu akan ada endowment fund yang kami bangun, kami ajukan ke Presiden, saya mohon Rp10 triliun untuk awal, supaya nanti kita bisa kembangkan untuk riset di perguruan tinggi tersebut, tapi bagaimana mekanismenya nanti kami akan atur.”

“Ini bagaimana kita dorong perguruan tinggi kita bersaing lebih baik,” ungkap Menristekdikti.

Pada kesempatan ini, Menristekdikti menegaskan kembali tidak ada dikotomi antara perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS), yang terpenting adalah kualitasnya.

Menteri Nasir mengapresiasi beberapa PTS yang mampu bersaing dengan PTN dan berada pada klaster 2.

Basis Output

Menurut Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti, Patdono Suwigno, menjelaskan pemeringkatan Perguruan Tinggi 2019 berfokus pada indikator atau penilaian yang berbasis Output – Outcome Base, yaitu dengan melihat Kinerja Masukan dengan bobot 40 persen yang meliputi kinerja Input (15 persen) dan Proses (25 persen), serta Kinerja Luaran dengan bobot 60 persen yang meliputi Kinerja Output (25 persen), dan Outcome (35 persen).

Penambahan indikator baru tersebut sebagai upaya agar perguruan tinggi dapat secara aktif merespon perkembangan zaman, terutama revolusi industri keempat dan kebutuhan tenaga kerja.

“Dengan perubahan penilaian kinerja perguruan tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, diharapkan perguruan tinggi didorong untuk lebih menekankan produk atau luaran pendidikan tinggi yang berkualitas yaitu dengan pemberian bobot output yang lebih besar dari bobot input,” ujar Patdono Suwignjo.

Pada tahun 2019, Kemenristekdikti mengeluarkan hasil klasterisasi perguruan tinggi dalam dua kategori yaitu kategori Perguruan Tinggi Non-Vokasi (pendidikan akademik), yang terdiri dari Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi, dan kategori Perguruan Tinggi Vokasi, yang terdiri dari Politeknik dan Akademi.

Perguruan Tinggi Non-Vokasi dengan jumlah sebanyak 2.141 perguruan tinggi dibawah Kemenristekdikti diperoleh lima klaster perguruan tinggi Indonesia dengan komposisi Klaster 1 berjumlah 13 perguruan tinggi; Klaster 2 berjumlah 70 perguruan tinggi; Klaster 3 berjumlah 338 perguruan tinggi, Klaster 4 berjumlah 955 perguruan tinggi, dan Klaster 5 berjumlah 765 perguruan tinggi.

Berikut daftar 13 perguruan tinggi nonvokasi dengan ranking tertinggi di Indonesia pada 2019:

1.Institut Teknologi Bandung (skor 3.671 – klaster 1)
2.Universitas Gadjah Mada (skor 3.594 – klaster 1)
3.Institut Pertanian Bogor (skor 3.577 – klaster 1)
4.Institut Teknologi Sepuluh Nopember (skor 3.462 – klaster 1)
5.Universitas Indonesia (skor 3.401 – klaster 1)
6.Universitas Diponegoro (skor 3.207 – klaster 1)
7.Universitas Airlangga (skor 3.056 – klaster 1)
8.Universitas Hasanuddin (skor 3.036 – klaster 1)
9.Universitas Brawijaya (skor 2.948 – klaster 1)
10.Universitas Padjadjaran (skor 2.906 – klaster 1)
11.Universitas Andalas (skor 2.795 – klaster 1)
12.Universitas Sebelas Maret (skor 2.711 – klaster 1)
13.Universitas Sumatera Utara (skor 2.695 – klaster 1)   (Setkab/Jos)