Mahasiswa Rancang Alat Deteksi Risiko Kardiovaskular pada Pasien Diabetes

205
Decardia, Alat Deteksi Besaran Risiko Kardiovaskular Pada Pasien Diabetes. Foto: Humas UGM
Decardia, Alat Deteksi Besaran Risiko Kardiovaskular Pada Pasien Diabetes. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Tingginya angka kejadian diabetes di Indonesia mendorong tiga mahasiswa UGM merancang aplikasi guna memantau risiko penyakit kardiovaskular.

Indonesia bahkan menduduki peringkat ke-6 dunia penderita diabetes terbesar, dengan penderita sebanyak 10,3 juta jiwa menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017.

Kardiovaskular adalah penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah akibat komplikasi diabetes.

Decardia, alat deteksi tersebut digagas oleh mahasiswa Ilmu Keperawatan FKKMK UGM Andri Cipta bersama dengan Nadhifah Azzahrah Yumna (FKKMK) dan Muhammad Nabhan Naufal (FT).

Deteksi dini penting untuk mengetahui tingkat risiko kardiovaskular. Foto: Humas UGM
Deteksi dini penting untuk mengetahui tingkat risiko kardiovaskular. Foto: Humas UGM

Baca juga: Aplikasi Jejak Medis, Gabungkan Rekam Medis dan Manajemen Kebencanaan

Menurut Andri, deteksi dini penting untuk mengetahui tingkat risiko kardiovaskular seperti serangan jantung atau stroke dalam kurun waktu 10 tahun kedepan.

Dengan deteksi dini ini bisa menjadi sarana antisipasi dan penanganan agar risiko tersebut dapat diturunkan dan dikendalikan.

“Aplikasi dilengkapi dengan fitur seperti panduan penggunan, perhitungan risiko, serta edukasi,” ujar Andri di Kampus UGM, belum lama ini.

Dalam penggunaannya, papar Andri, hanya cukup memasukkan beberapa aspek data penilaian berupa jenis kelamin, usia, kadar kolesterol, tekanan darah, status merokok atau tidak.

Baca juga: Aplikasi Game Meet Pharmy, Kenalkan Dunia Kefarmasian kepada Anak-anak

Selanjutnya, data akan dioleh oleh sistem sehingga muncul besaran risiko kardiovaskular.

“Besaran risiko dibagi menjadi empat kategori yaitu rendah, sedang,  tinggi, dan sangat tinggi. Kemudian setelah mengetahui besaran risikonya akan muncul edukasi kesehatan guna mengendalikan risiko tersebut,” terangnya.

Aplikasi yang masih dalam tahan pengembangan ini, kata Andri, diharapkan dapat segera dirilis di play store ataupun app store.

“Sehingga dapat membantu dalam menurunkan serta mengendalikan risiko kardiovaskular penderita diabetes,” harapnya.

Aplikasi tersebut dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dan berhasil memperoleh dana hibah Dikti serta lolos melaju dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) akhir Agustus mendatang di Bali. (Humas UGM/Ika)

Baca juga: Solusi Aplikasi Parkir Cerdas Karya Mahasiswa UGM