Menteri Rudiantara: Berita Hoaks Lahir Bukan karena Era Digital

207

Baca juga: Mahfud MD: Sayang Kalau Negara ini Runtuh karena Hoaks

Sementara berita teks masih diperbolehkan. Sebab, kata Rudi ketika membaca teks, masih ada kesempatan bagi kita untuk mencerna.

Namun, sayang tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap konten digital belum tinggi.

Dalam menghadapi berita hoaks, dikatakan oleh Rudi perlu dilakukan dengan berbagai cara.

Pertama, meningkatkan literasi, supaya kita mempunyai ketahanan terhadap informasi yang diterima, artinya tidak asal telan.

Kedua, melakukan pengawasan atau penelusuran terhadap berita yang diterima.

Baca juga: Dirikan Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara Belajar dari Sultan Agung

Ketiga, penegakan hukum oleh pihak yang berwenang. Rudi mengusulkan agar pengetahuan literasi digital ini bisa diterapkan di dunia pendidikan.

“Pertama yang perlu dilakukan sekarang, jangan biarkan jempol lebih cepat dari pikiran,” ujarnya.

Menurut Rudi, kecenderungannya orang tak berani berbuat sesuatu atau memberi pernyataan tidak baik di dunia nyata.

Tapi di dunia maya kemungkinannya lebih besar. Karena tidak ada koridor atau batasannya.

Kedua, komunikasi kita beda dari sebelumnya. Rudi mengatakan sekarang tarif berkomunikasi dengan jaringan internet berlaku dua arah, yang mengirim gambar dan menerima gambar sama-sama bayar.

Baca juga: Masa Depan Islam dan Pancasila

“Anggap saja, kita rugi karena mengirim atau menerima berita hoaks. Kemudian rugi pulsa juga. Jadi jangan sampai rugi dua kali,” ujar Rudi menyimpulkan.

Sebelumnya, Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng dalam orasinya juga mengajak masyarakat untuk merawat keberagaman di era digital.

Pihaknya mengajak masyarakat untuk memerangi berita-berita bohong dan menyebarkan kebaikan serta kebenaran.

Pasalnya, kata Panut, berita bohong maupun hoaks tersebut dapat melemahkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

“Dari UGM, dari Yogyakarta, kita sebarkan semangat nasionalisme dan perkuat persatuan bangsa,” pungkas Panut. (Kinanthi)

Baca juga: Para Tokoh Serukan Persatuan Bangsa di Masjid Kampus UGM