Menteri Rudiantara: Berita Hoaks Lahir Bukan karena Era Digital

207
Menurut Menteri Rudiantara, hoaks sudah ada sejak zaman rasul. Foto: Humas UGM
Menurut Menteri Rudiantara, hoaks sudah ada sejak zaman rasul. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Dunia digital di satu sisi menghasilkan hal positif yang luar biasa, karena menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN.

Perkembangan ekonomi digital Indonesia sudah mencapai 130 miliar dolar.

Pesatnya perkembangan tersebut bahkan melahirkan teori baru, yakni dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan.

“Ekonomi digital kita berbasis share, melahirkan enterpreneur baru. Banyak startup yang sudah menjadi unicorn,” ujar Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika RI.

Hal tersebut ia sampaikan dalam Orasi Kebangsaan Aubade Pancasila di halaman Balairung UGM, Rabu (14/8/2019).

Berbicara soal hoaks, Rudi menjelaskan berita hoaks lahir bukan karena era digital. Sejak zaman rasul berita hoaks sudah ada.

Aubade Pancasila dimeriahkan oleh 1.1211 orang dari 37 grup paduan suara. Foto: Humas UGM
Aubade Pancasila dimeriahkan oleh 1.1211 orang dari 37 grup paduan suara. Foto: Humas UGM

Baca juga: Menggaungkan Jiwa Beragama dan Berbangsa

Hoaks ini berbahaya. Diceritakan oleh Rudi, Polsek di Madura diserang dan dibakar karena ada berita hoaks.

Kemudian ada lagi kerusuhan pasca pengumuman hasil Pemilu 2019 oleh KPU.

“Hoaksnya bukan hanya memprovokasi dan menghasut masyarakat. Ada sekitar 400 berita hoaks setiap hari sejak tanggal 22-23 Mei lalu. Sifatnya semua menghasut dan mengadu domba. Mengadu-adu antara TNI dan POLRI, dan lain sebagainya. Disebarkan oleh kurang lebih 600 kanal,” ungkap Rudi.

Pemerintah kemudian membatasi fitur-fitur tertentu pada media sosial, seperti video dan gambar.

Sebab secara psikologis, kata Rudi, orang lebih mudah terprovakasi oleh gambar dan video.

Baca juga: Mahasiswa Baru UGM Harus Bangun Integritas dan Persatuan Bangsa