Air Sungai Keruh, KKN UGM Rasau Jaya Buat Instalasi Pembersih Air untuk Warga

317
Air yang dimurnikan bisa untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Foto: Kinanthi
Air yang dimurnikan bisa untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Foto: Kinanthi

KAGAMA.CO, RASAU JAYA – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dan Kementerian Desa dan Transmigrasi (Kemendestrans), terus berupaya mengembangkan berbagai potensi daerah dengan menggandeng KKN-PPM UGM.

Salah satu program KKN yang saat ini sedang fokus dijalankan yaitu Pemurnian Air bersih di KBP Rasau Jaya, Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Ketika rombongan UGM dan awak media mengunjungi lokasi (27/07/2019), tampak sungai di sepanjang daerah Rasau Jaya berwarna merah kecokelatan.

Dijumpai juga beberapa warga yang mandi dengan kondisi air yang demikian. Padahal air sungai yang ada ini tergolong tidak layak dan jika digunakan dapat menyebabkan iritasi dan gatal-gatal.

Fuad Atthoriq, salah satu mahasiswa Tim KKN Rasau Jaya sekaligus salah satu penanggung jawab program Pemurnian Air Bersih mengatakan sungai Rasau Jaya Satu dan Rasau Jaya Tiga mengandung kepadatan air yang terlarut, senyawa organik, dan banyak bakteri.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Dr. Paripurna P. Sugarda, S.H., M.Hum., LL.M bersamaa Bupati Kubur Raya H. Muda Mahendrawan saat berkunjung ke lokasi KKN Kubu Raya UGM. Foto: Kinanthi
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Dr. Paripurna P. Sugarda, S.H., M.Hum., LL.M bersamaa Bupati Kubur Raya H. Muda Mahendrawan saat berkunjung ke lokasi KKN Kubu Raya UGM. Foto: Kinanthi

Warna merah kecokelatan pada sungai disebabkan oleh senyawa organik.

Bila dilihat dengan mata telanjang, terdapat lumpur pada air sungai.

“Sungai ini memiliki Total Suspended Solid (TSS) sebesar 232 mg/L dan pH sebesar 3-4. Setelah itu kami turunkan kadar TSS menjadi 68 mg/L. Sedangkan pH kami naikkan menjadi 6-6,5,” jelas Fuad.

Fuad mengatakan, tim KKN menggunakan senyawa Poly Alumunium Chloride(PAC) yang berfungsi mengendapkan berbagai senyawa organik dan bakteri pada air.

“Langkah awal, air sungai kami pompa, kemudian kita alirkan melewati klorin. Klorin ini berfungsi sebagai pembunuh bakteri. Setelah itu, air yang telah dipompa dimasukkan ke dalam tandon dan ditambahkan dengan PAC dan pH up agar mengendap. Jika pH sudah naik, baru ditambahkan PAC,” ujar mahasiswa Teknik Kimia UGM angkatan 2016 itu.

Tidak ada efek samping dari penggunaan air yang telah dimurnikan ini. Foto: Kinanthi
Tidak ada efek samping dari penggunaan air yang telah dimurnikan ini. Foto: Kinanthi

Terkait PAC dan pH up, Fuad menyampaikan takarannya disesuaikan dengan volume air yang akan dimurnikan.

Untuk satu liter air, dibutuhkan 230 mg PAC dan 120 mg pH.

Setelah langkah pemurnian air dilakukan, tidak lebih dari 30 menit, air bersih akan mengendap ke atas.

“Waktu 15-30 menit itu sudah cukup bagus untuk mengendapkan air. Tetapi, kalau bisa lebih lama, akan lebih baik,” ujar Fuad.

Terakhir, air yang sudah mengendap kemudian dihilangkan sisa material dan padatannya dengan cara difilter supaya bisa lebih jernih lagi. Baru setelahnya disimpan di tangki penyimpanan untuk digunakan.

Fuad sedikit menjelaskan tentang standar kandungan pH yang baik digunakan untuk mandi dan mencuci, yaitu berada di angka 6-7, sehingga pH pada air tersebut sudah sesuai dengan baku mutu.

Sementara itu, ketika ditanya soal efek samping dari senyawa pembersih air ini, Fuad menerangkan tidak ada efek samping yang berarti. Menurutnya, paling hanya bau klorin saja yang ditimbulkan.

Ketua Tim KKN PPM Rasau Jaya, Monika Listania Yuliandari menjelaskan alat-alat yang terdapat di area instalasi ini tidak sulit dijangkau, sehingga masyarakat bisa menduplikasinya.

Selain itu, biaya untuk melakukan pemurnian air ini tidak mahal, yakni hanya sekitar  Rp15.000 saja.

Menurut Listiyani, air sungai yang dimurnikan baru bisa sebagian, karena keterbatasan alat.

Sejauh ini air yang dimurnikan hanya sebatas untuk kebutuhan mandi dan mencuci.

Ke depannya Tim KKN UGM akan mengkaji ulang teknik pemurnian air bersih.

Pihaknya bersama pemerintah berharap bisa memurnikan air hingga bisa dimanfaatkan sebagai air minum. (Kinanthi)