Esti Hayu, Dosen Senior yang Santai Berkarier

1754

Baca juga: Tradisi Luru Duit, Bentuk Eksploitasi Seks Komersial pada Anak

Tantangan yang ditemui tak hanya berhenti di situ. Kesulitan biaya kuliah terus dialami Esti, sampai ia beberapa kali meminta keringanan pada kampus.

Beruntungnya permintaan tersebut dikabulkan, meskipun tidak selalu.

Di samping itu, Esti banyak membantu ibunya yang bekerja sebagai perias pengantin dan menerima catering makanan di sela-sela waktunya.

“Meskipun saat itu rekasa, tetapi ini jadi kenangan indah bagi saya,” ungkap dosen yang fokus pada kajian emosi dan kepribadian ini.

Terus Mengabdi

Meski sudah berusia senja, Esti masih mengabdi di UGM. Sebelumnya, Esti mendapat tugas untuk menjadi Sekertaris Bagian Psikologi Umum dan Eksperimen, menjadi Anggota Senat Fakultas Bagian, Pengelola Program Sarjana Ekstensi, sampai menjadi Asisten Wakil Dekan dan Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan.

“Waktu itu, saya diminta jadi dekan lagi. Tapi, saya sudah tidak sanggup dan ingin sekolah lagi ke janjang S3. Sekolah sepertinya lebih menyenangkan,” ungkapnya.

Diakui Esti sebetulnya ia ingin punya lebih banyak waktu untuk beristirahat di masa tuanya.

Namun, setelah meraih gelar doktornya, ia kemudian diamanahi untuk menjadi Kaprodi.

Selain orang tua, Esti juga mendapat banyak dukungan dari suami dan anak-anaknya.

Baca juga: Gerakan ‘Tolak Reklamasi Teluk Benoa’, Tertib Berkat Kuatnya Identitas Sosial

Sebagai sesama dosen, sang suami sudah memahami pekerjaan Esti.

Sementara anak-anaknya juga sudah mengerti dan terbiasa jika harus ditinggal ketika sibuk. Kini kedua anaknya sudah berkeluarga.

Selama menjadi bagian dari Prodi S1 Psikologi, Esti mengatakan Departemen sudah beberapa kali melakukan pengabdian masyarakat, baik yang dilaksanakan oleh unit maupun individu.

Misalnya Center of Public Mental Health (CPMH), salah satu unit di bawah Fakultas Psikologi melakukan advokasi kepada pemerintah dan masyarakat terkait kajian kesehatan mental.

Ada pun permintaan langsung dari masyarakat, misalnya mengundang salah satu dosen untuk mengisi seminar atau workshop.

Saat ini, Esti fokus melaksanakan tugasnya sebagai Kaprodi dan staf pengajar, serta membimbing mahasiswa.

Di samping itu, pihak fakultas memotivasi Esti untuk segera meraih gelar profesor. Walaupun demikian, Esti mengaku tetap santai berkarier.

“Saya tidak mau dikejar-kejar. Kalau bisa sampai profesor ya Alhamdulillah,” jelasnya. (Kinanthi)

Baca juga: Ketahui Lebih Jauh Peluang Kerja Lulusan Sosiologi UGM